REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden dan Pemimpin Partai Komunis China Xi Jinping memimpin pejabat lainnya memberikan penghormatan kepada pendiri Partai Komunis China Mao Zedong. Penghormatan ini dilakukan menjelang peringatan 70 tahun kemerdekaan China yang akan menekankan keunggulan Negeri Tirai Bambu di panggung internasional.
Xi Jinping membungkuk tiga kali sebagai tanda memberi penghormatan di hadapan patung Mao di makam yang terletak di tengah Lapangan Tiananmen, Senin (30/9). Ia juga memberikan penghormatan di depan jenazah Mao yang diletakkan di ruang raksasa sejak kematiannya pada 1976.
Xi juga naik ke dekat Monumen untuk Pahlawan Rakyat memberikan penghormatan di Hari Martir yang bertepatan satu hari menjelang Hari Raya Nasional. Peringatan ditandai dengan parade militer di pusat kota, Beijing.
Perayaan nasional tahun ini menekankan transformasi China dari negara yang pernah dilanda kelaparan usai invasi Jepang pada Perang Dunia II dan perang sipil menjadi perekonomian terbesar kedua di dunia. China sekarang menjadi pelopor teknologi dunia, seperti kecerdasan artifisial dan jaringan 5G.
China menjadi negara dengan pengaruh yang sangat besar berkat kekuataan militer dan gesitnya diplomasi. China menggeser dominasi Amerika Serikat (AS) di pentas dunia.
Diperkirakan Xi akan berada di atas atap Gerbang Tiananmen saat parade militer digelar. Parade akan memperlihatkan senjata-senjata termutakhir China. Senjata itu termasuk rudal berkekuatan nuklir, Dongfeng 41, yang dapat mencapai AS dalam 30 menit. Parade militer China menampilkan 15 ribu tentara, lebih dari 160 pesawat, dan 580 perlengkapan militer lainnya.
Pameran kekuatan ini untuk memperlihatkan ambisi Beijing, empertahankan kekuasaan mereka atas Taiwan, klaim atas Laut China Selatan, dan wilayah yang dikuasai Jepang. Peringatan 70 tahun kemerdekaan ini digelar setelah China lebih stabil dibandingkan 30 tahun yang lalu.
Ketika itu Beijing menggunakan kekuatan militer untuk menghancurkan gerakan pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen. Xi menghidupkan lagi ekspresi teatrikal tentang cinta partai dan negara yang sangat populer pada zaman pemerintahan Mao.
Ia menyerukan kembali apa yang disebut sebagai 'mimpi Cina' di pentas dunia, unggulnya negara itu dalam percaturan geopolitik global. Tapi di sisi lain menggunakan tindakan keras terhadap tanda-tanda perbedaan pendapat.
Xi tidak memiliki lawan politik yang kuat dan membawa partainya menggelar gerakan antikorupsi. Banyak pejabat pemerintah China yang ditangkap atas nama gerakan tersebut.
Pada tahun lalu, ia menjadi penguasa China moderen yang paling kuat. Xi mengamandemen konstitusi untuk menghapus masa jabatan presiden, memberantas sistematisasi transisi kepemimpinan, dan mencegah kekuasaan terkonsentrasi pada satu orang yang sudah diupayakan selama bertahun-tahun.