REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI — Putra almarhum Jamal Khashoggi, Salah Khashoggi, mengingatkan agar kasus kematian ayahnya tak dijadikan alat untuk melemahkan negara dan kepemimpinan di Arab Saudi.
Salah mengatakan, dia tak akan menerima jika kasus kematian ayahnya, malah menjadi senjata diplomatis bagi musuh-musuh Arab Saudi.
“Sudah setahun sejak ayahku meninggalkan kami. Selama setahun itu musuh-musuh kita (Arab Saudi) di Timur dan Barat menggunakan kasusnya. Tuhan menguji jiwanya untuk mendapatkan yang terbaik dari negara, dan pemimpin saya,” kata Salah seperti dikutip dari al-Arabiyah, Senin (30/9).
Salah mengatakan, dia percaya pengadilan Kerajaan Arab Saudi mampu mengadili kasus kematian ayahnya. Termasuk kata dia, dengan memberikan keadilan bagi para pelaku pembunuhan ayahnya.
“Saya mengulangi apa yang pernah saya katakan, saya yakin pengadilan kerajaan, punya kemampuan untuk memberikan keadialan atas kejahatan keji ini,” ujar dia.
Dia menegaskan, meski Jamal Khashoggi punya persoalan dengan pemerintah Kerajaan Saudi, itu tak menggambarkan apapun terkait pelaku utama pembunuhan.
Sebab menurut Salah, ayahnya, pun setia terhadap negara dan kepemimpinan Arab Saudi. “Dan saya akan menjadi seperti Jamal Khashoggi yang setia kepada Tuhan, dan negara, juga kepemimpinannya,” sambung dia.
Jamal Khashoggi adalah seorang penulis dan wartawan yang kritis terhadap pemerintahan Kerajaan Saudi. Sejak 2017, dia memilih untuk mengungsi dari negaranya lantaran kerap menulis kritik terkait Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman (MBS).
Pada 2018 Khashoggi dinyatakan meninggal dunia di Konsulat Arab Saudi, di Turki. Dia diduga dibunuh dengan sadis. Sampai saat ini, belum ditemukan siapa pelaku dan dalang pembunuhan wartawan 59 tahun itu.