Selasa 01 Oct 2019 09:51 WIB

Korea Selatan Pamerkan Pesawat Siluman F-35

Ada 40 pesawat yang akan dikirimkan ke Korsel sampai 2021.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Pesawat jet siluman F-35A
Foto: US Air Force
Pesawat jet siluman F-35A

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) memamerkan pesawat jet siluman F-35 mereka dalam Hari Angkatan Bersenjata. Presiden Korsel Moon Jae-in mencoba meredakan kekhawatiran kebijakannya terhadap Korea Utara (Korut) melemahkan komitmen pertahanan Korsel.

Korut mengkritik pembelian senjata Korsel dan latihan gabungan yang mereka lakukan dengan militer Amerika Serikat (AS). Korut menuduh Korsel sedang mempersiapkan perang. Hal ini yang memicu Korut mengembangkan rudal jarak pendek.

Baca Juga

Moon sudah memberikan dukungan terhadap dialog yang bertujuan mengakhiri program nuklir dan rudal balistik Korut. Ia mengatakan negosiasi level menengah antara Korut dan AS akan segera digelar. Tapi belum ada tanggal dan lokasi pertemuan itu akan digelar.

Moon menandai pendirian militer Korsel di pangkalan militer kota Taegu, Senin (1/10). Di sana, Korsel memamerkan empat dari delapan pesawat jet F-35A buatan Lockheed Martin yang sudah dikirim tahun ini. Ada 40 pesawat yang akan dikirimkan ke Korsel sampai 2021. 

Analis mengatakan pesawat jet siluman F-35 membuat sistem pertahanan anti-pesawat tempur dan rudal Korut dalam posisi yang rentan. Pyongyang mengklaim penggunaan pesawat jet itu memaksa mereka mengembangkan rudal baru untuk 'menghancurkan sepenuhnya' ancaman.

Sejak pertemuan kedua Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un pada Februari lalu, perundingan denuklirisasi Semananjung Korea mengalami kebuntuan. Kedua belah pihak belum dapat menjembatani perbedaan mereka dalam beberapa syarat.

Pada Senin (30/9), Korut menyalahkan AS karena gagal memulai kembali perundingan. Duta besar Korut untuk PBB Kim Song mengatakan sudah waktunya Washington membagikan proposal perundingan yang menunjukkan AS telah mengadopsi 'metode kalkulasi' baru.

Dalam pertemuan terpisah Korsel dan AS memulai pembicaraan untuk memutuskan pembagian beban biaya militer. Korsel menanggung biaya 28.500 tentara AS yang berada di Korsel.

Salah satu pejabat senior Korsel mengatakan dalam pertemuan di PBB pekan lalu Moon memberitahu Trump negaranya akan memberikan kontribusi. Termasuk meningkatkan pembelian senjata dan rencana pembelian di masa depan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement