REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Perusahaan perjalanan global yang berbasis di Inggris, Thomas Cook cabang Belgia dan Belanda mengumumkan kebangkrutan, Senin (30/9) waktu setempat. Sebelumnya, raksasa jasa perjalanan pusat Thomas Cook memang sudah mengumumkan kebangkrutannya.
Dalam sebuah pernyataan, Thomas Cook Belgia menyatakan bangkrut. Mereka memiliki 501 karyawan dan 91 biro di Belgia. Dalam pernyataan terpisah, dilansir Anadolu Agency, Thomas Cook Belanda juga mengatakan mengajukan kebangkrutan di pengadilan di Amsterdam. Pengajuan tersebut telah diterima. Pernyataan tersebut mencatat Thomas Cook Belanda memiliki 200 karyawan.
Runtuhnya jasa travel Inggris yang ikonik berusia 178 tahun itu terjadi karena kesulitan keuangan dan kegagalan mendapatkan kesepakatan sekitar 1,37 miliar dolar AS. Semua pemesanan oleh perusahaan, termasuk penerbangan dan liburan dibatalkan.
Sekitar 150 ribu orang pun terkena dampak pembatalan penerbangan. Pemerintah dan regulator penerbangan mengatakan, skala situasi beberapa gangguan tidak dapat dihindari sehingga semua penerbangan perusahaan dibatalkan.
Likuidasi menandai akhir dari salah satu perusahaan tertua di Inggris yang memulai operasinya pada 1841. Thomas Cook mengurus perjalanan kereta api lokal sebelum selamat dari dua perang dunia untuk kemudian merintis paket liburan dan pariwisata besar.
Perusahaan tersebut juga mengelola hotel, resor, dan maskapai penerbangan untuk 19 juta orang per tahun di 16 negara. Hingga saat pernyataan bangkrut, Thomas Cook memiliki 600 ribu orang pelanggan di luar negeri. Hal ini berarti akan memaksa pemerintah dan perusahaan asuransi mengoordinasikan operasi penyelamatan besar bagi mereka.
Lumpuh oleh utang 1,7 miliar pound, Thomas Cook telah dilanda persaingan online, pasar perjalanan yang berubah, dan peristiwa geopolitik. Gelombang panas Eropa tahun lalu juga menghantam perusahaan karena pelanggan menunda pemesanan di menit terakhir.