Rabu 02 Oct 2019 21:32 WIB

Serangan Udara Hantam Bandara Mitiga di Tripoli

Negara pemilik pesawat itu tak bisa diidentifikasi.

Bandara Mitiga di Tripoli. (ilustrasi)
Foto: EPA/MOHAMED MESSARA
Bandara Mitiga di Tripoli. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Bandar Udara Internasional Mitiga di Ibu Kota Libya, Tripoli, dihantam serangan udara pada Selasa (1/10). Dalam satu pernyataan yang diunggah di media sosial, Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB mengatakan, beberapa pesawat udara yang menyerang bandar udara tersebut dipercaya diterbangkan oleh pasukan yang setia kepada Jenderal Khalifa Haftar.

Negara pemilik pesawat itu tak bisa diidentifikasi, walaupun GNA mencurigai Uni Emirat Arab melancarkan serangan tersebut, kata Kantor Berita Turki, Anadolu, yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu (2/10).

GNA telah menuduh UAE mendukung pasukan Haftar, tuduhan yang telah beberapa kali dibantah oleh Abu Dhabi. Bandar udara itu berada delapan kilometer dari pusat kota Tripoli dan adalah satu- satunya bandar udara yang beroperasi di ibu kota Libya tersebut.

Bandar udara itu telah sering mengalami penutupan akibat serangan oleh pasukan yang berafiliasi kepada Haftar. Ketika penerbangan dihentikan di Mitiga, pesawat dialihkan ke Bandar Udara Internasional Misrata di bagian barat-laut Libya.

Pasukan yang setia kepada Harftar melancarkan serangan pada April untuk merebut Tripoli dari pasukan yang bergabung dengan GNA.

Bentrokan antara kedua pihak menewaskan lebih dari 1.000 orang dan melukai sebanyak 5.500 orang lagi, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Libya telah dirongrong oleh kekacauan sejak 2011, ketika penguasa lama negeri itu Muammar Gaddafi digulingkan. Gaddafi terbunuh oleh aksi perlawanan berdarah dukungan NATO, setelah empat dasawarsa berkuasa.

Negara yang kaya akan minyak tersebut sejak itu telah menyaksikan dua pemerintah yang bersaing: satu di Libya Timur dan satu lagi GNA --yang berpusat di Tripoli. Haftar bersekutu dengan pemerintah di Libya Timur.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement