Jumat 04 Oct 2019 11:23 WIB

Korut Sukses Kembangkan Rudal Baru dari Peluncur Kapal Selam

Rudal itu mencapai ketinggian 910 kilometer dan mendarat di Laut Jepang.

Korea Utara (Korut) mengklaim berhasil menguji coba rudal balistik berbasis kapal selam atau submarine-launched ballistic missiles (SLBM) tipe terbaru. SLBM tipe terbaru bernama Pukguksong-3 itu diuji di perairan Teluk Wonsan di Laut Timur pada Rabu (2/10) pagi.
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
Korea Utara (Korut) mengklaim berhasil menguji coba rudal balistik berbasis kapal selam atau submarine-launched ballistic missiles (SLBM) tipe terbaru. SLBM tipe terbaru bernama Pukguksong-3 itu diuji di perairan Teluk Wonsan di Laut Timur pada Rabu (2/10) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) mengklaim berhasil menguji coba rudal balistik yang diluncurkan kapal selam atau submarine-launched ballistic missiles (SLBM) tipe terbaru. Pyongyang menganggap hal itu mengantarkan mereka ke fase baru dalam kemampuan pertahanan diri.

Academy of Defence Science mengatakan, SLBM tipe terbaru itu bernama Pukguksong-3. Rudal tersebut diuji di perairan Teluk Wonsan di Laut Timur pada Rabu (2/10) pagi.

Baca Juga

“Uji coba penembakan SLBM tipe baru yang berhasil menjadi sangat penting karena mengantarkan fase baru dalam menahan ancaman pasukan luar kepada Korut dan makin memperkuat otot militernya untuk pertahanan diri,” kata kantor berita Korut, Korean Central News Agency atau KCNA, dalam laporannya, Kamis (3/10).

Ahli pertahanan dari the Korea Defense and Security Forum yang berbasis di Seoul, Korea Selatan (Korsel), Shin Jong-woo, memiliki pendapat serupa. Menurut dia, rudal terbaru yang diuji Korut menunjukkan adanya kemajuan teknis.

“Rudal Pukguksong-3 tampaknya lebih besar dan lebih panjang daripada versi sebelumnya. Berbeda dari rudal Pukguksong-1, rudal yang baru dikembangkan juga tampaknya tidak memiliki sirip yang memutar karena digunakan pada rudal atau bom konvensional untuk meningkatkan kemudi serta presisi. Penyisihan hal itu menunjukkan stabilitas penerbangannya,” kata Shin, dikutip laman kantor berita Korsel, Yonhap.

Dia melihat Pukguksong-3 memiliki desain yang mirip dengan rudal JL-2 SLBM Cina. “Kemiripan luar dengan rudal Cina berarti Korut bertujuan untuk memiliki SLBM yang dapat membawa beberapa hulu ledak,” ujarnya. Shin mengatakan JL-2 SLBM milik Beijing dapat membawa tiga hingga delapan hulu ledak.

Pada Rabu lalu Korut dilaporkan telah menembakkan rudal balistik dari kapal selam di dekat pelabuhan Wonsan. Berdasaran pengamatan, rudal itu mencapai ketinggian 910 kilometer dan mendarat di Laut Jepang.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe segera mengecam peristiwa tersebut. Dia mengatakan, Korut telah melakukan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarangnya menggunakan teknologi rudal balistik.

Penembakan rudal balistik itu dilakukan tak lama setelah Pyongyang mengumumkan akan mengadakan dialog tingkat kerja dengan Amerika Serikat (AS) untuk membahas masalah denuklirisasi. Wakil Menteri Luar Negeri Korut Choe Son Hui mengatakan. pembicaraan itu diagendakan digelar pada Jumat (4/10) mendatang. Namun, dia belum memberi tahu tempat dialog itu akan berlangsung.

Choe hanya menyatakan bahwa para pejabat di negaranya siap untuk berdiskusi. “Ini adalah harapan saya bahwa negosiasi tingkat kerja akan mempercepat perkembangan positif hubungan Korut-AS,” kata Choe .

Perundingan denuklirisasi antara AS dan Korut yang berlangsung di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu diketahui berakhir tanpa kesepakatan. Hal itu disebabkan kedua belah pihak mempertahankan posisinya tentang penerapan sanksi.

Korut, yang telah menutup beberapa situs uji coba rudal dan nuklirnya, meminta AS mencabut sebagian sanksi ekonominya. Namun, AS tetap berkukuh tak akan mencabut sanksi apa pun kecuali Korut telah melakukan denuklirisasi menyeluruh dan terverifikasi. n kamran dikarma/reuters ed: yeyen rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement