Jumat 04 Oct 2019 15:19 WIB

Facebook Inc Hapus Ratusan Akun Palsu Terkait Papua

Akun yang dihapus berisi konten kritikan atau mendukung gerakan Papua merdeka.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolanda
Facebook.
Foto: AP
Facebook.

REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Facebook Inc mengumukan menghapus ratusan laman, grup dan akun di Facebook dan Instagram karena 'perilaku tidak otentik yang terkoordinasi' di empat negara. Keempatnya antara lain Indonesia, Uni Emirat Arab, Mesir dan Nigeria.

Di Indonesia, perusahaan teknologi raksasa itu menghapus lebih dari 100 akun palsu di Facebook dan Instagram yang berbahasa Inggris dan Indonesia. Akun-akun itu berisi konten yang mengkritik atau mendukung gerakan Papua merdeka.

Baca Juga

"Ini jaringan halaman yang tampilannya dirancangan seperti organisasi advokasi atau media setempat," kata Kepala Ancaman Gangguan Global Facebook David Agranovich, Jumat (4/10).

Agranovich mengatakan ia dan timnya terus memantau berkembangan di Indonesia sehubungan dengan meningkatnya ketegangan di Papua. Ia menelusuri akun-akun palsu yang menyerbarluaskan konten, membeli iklan dan membuat pengguna pindah ke situs perusahaan media di Indonesia yang bernama InsightID.

Perusahaan itu belum menanggapi pernyataan Facebook. Sejak akhir bulan Agustus Papua diterpa gejolak politik yang semakin parah sejak bulan September.

Sejak bulan September, para peneliti independen sudah memperingatkan tumbuhnya akun-akun palsu baik di Facebook maupun Twitter. Beberapa akun palsu itu berisi konten-konten pro-pemerintah.

Agranovich juga mengatakan Facebook juga menghapus akun-akun di dua jaringan yang tak memiliki hubungan di Timur Tengah dan Afrika. Menurut Facebook salah satunya bermarkas di Mesir tapi akun-akun itu mendukung Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Mesir serta mengkritik Qatar, Iran, Turki dan gerakan separatis Yaman.

"Operasi penggunaan akun palsu di berbagai negara ini menyamar sebagai media setempat dan memperkuat unggahan mereka," Agranovich.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement