Sabtu 05 Oct 2019 12:15 WIB

Jaringan Kereta di Hong Kong Ditutup

Penyebabnya ada larangan pemakaian masker pada demonstran yang memicu kemarahan

Polisi antihuru-hara di jalanan Hong Kong, Selasa (1/10).
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Polisi antihuru-hara di jalanan Hong Kong, Selasa (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Sistem kereta (metro) Hong Kong direncanakan tetap tutup pada Sabtu (5/10). Penutupan ini merupakan respons atas unjuk rasa yang membakar tempat usaha dan stasiun metro.

Penyebabnya yakni Carrie Lam, pemimpin Hong Kong yang didukung Beijing, mengumumkan larangan pemakaian masker wajah pada para demonstran yang mulai berlaku Sabtu. Aturan tersebut diperintahkan oleh undang-undang darurat yang memungkinkan pihak berwenang untuk "membuat peraturan apa pun" atas nama kepentingan publik.

Namun langkah itu membuat marah para pengunjuk rasa, yang turun ke jalan untuk melampiaskan kemarahan mereka, banyak yang memakai topeng yang menentang larangan itu.

Demonstrasi yang semakin keras telah mengguncang kota itu selama empat bulan terakhir, Demo diawali dengan penentangan terhadap rancangan undang-undang yang diperkenalkan pada bulan April yang akan memungkinkan ekstradisi ke daratan China. Namun, sejak saat itu demonstrasi melonjak menjadi gerakan pro-demokrasi yang lebih luas.

MTR Corp mengatakan jaringannya, yang membawa sekitar 5 juta penumpang setiap hari, akan tetap dibekukan, sementara pusat perbelanjaan dan supermarket juga ditutup. Hal ini memberikan pukulan bagi pengecer dan restoran di sebuah kota di tepi resesi.

"Karena kami tidak lagi dalam posisi untuk menyediakan layanan yang aman dan dapat diandalkan untuk penumpang dalam situasi ini, perusahaan tidak punya pilihan selain membuat keputusan untuk menangguhkan layanan pada seluruh jaringannya," katanya dalam sebuah pernyataan.

Para pemrotes telah membakar stasiun, serta kereta yang kosong, dan melukai dua staf, tambah MTR, yang dikenal karena mengoperasikan salah satu jaringan kereta api paling efisien di dunia.

Semua stasiun tutup pada Jumat malam, sehingga memaksa penumpang dan banyak orang berjalan pulang, situasi semakin memburuk saat kota memasuki liburan akhir pekan.

Demonstrasi lebih lanjut direncanakan di seluruh Hong Kong hingga Senin, yang merupakan hari libur umum, tetapi belum jelas bagaimana penutupan transportasi akan mempengaruhi mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement