Ahad 06 Oct 2019 05:44 WIB

Taliban Kembali Bertemu Utusan Perdamaian AS

Para pejabat AS antusias untuk mengatakan, pembicaraan damai belum bisa dilanjutkan.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Endro Yuwanto
Pejabat Taliban masuk ke lift ketika mereka menghadiri pembicaraan intra-Afghanistan di Moskow, Rusia, Rabu(6/2/2019).
Foto: AP / Pavel Golovkin
Pejabat Taliban masuk ke lift ketika mereka menghadiri pembicaraan intra-Afghanistan di Moskow, Rusia, Rabu(6/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Untuk pertama kalinya sejak perundingan perdamaian sebelumnya gagal, Taliban menemui utusan Amerika Serikat (AS) di ibu kota Pakistan. Pertemuan tersebut dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa perjanjian damai untuk mengakhiri perang di Afghanistan selama 18 tahun akan berakhir.

Seorang pejabat Taliban menemui utusan perdamaian AS Zalmay Khalilzad. Dalam prosesnya, pejabat Taliban tersebut baru bisa berbicara dengan syarat namanya harus dianonimkan ketika berbicara pada media. Namun demikian, diketahui bahwa pihak delegasi Taliban dipimpin oleh Mullah Abdul Ghani Baradar, salah satu pendiri gerakan yang digulingkan pada 2001 oleh koalisi yang dipimpin AS.

Lebih lanjut, dilansir dari AP, Ahad (6/10), para pejabat AS antusias untuk mengatakan bahwa pembicaraan damai belum bisa dilanjutkan, setidaknya tidak dalam waktu dekat di Islamabad. Akan tetapi, pertemuan tersebut tetap dirasa penting karena AS juga sedang mencari jalan keluar dari keterlibatan militer terpanjangnya.

Hingga kini, lebih dari 14 ribu tentara AS masih berada di Afghanistan. Trump acap kali menyatakan frustrasinya dengan mengerahkan pasukan terus-menerus.

Sementara itu, Khalilzad yang berada di Islamabad untuk pertemuan, digambarkan oleh Departemen Luar Negeri AS sebagai pertemuan lanjutan dengan Taliban setelah pertemuan di New York selama sesi Majelis Umum AS bulan lalu. Pada saat itu, ia bertemu dengan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, yang telah menyerukan dimulainya kembali pembicaraan damai.

Terpisah, delegasi Taliban yang dipimpin oleh Mullah Baradar, salah satu anggota petinggi Taliban, tiba secara terpisah di ibukota Pakistan untuk pertemuan dengan para pejabat.

Sebagai informasi, Baradar yang ditangkap di Pakistan pada 2010 lalu dalam operasi gabungan Pakistan-CIA, diam-diam membongkar pembicaraan damai dengan Presiden Afganistan Hamid Karzai. Hal tersebut merupakan sebuah langkah yang berupaya mengesampingkan Pakistan dan menentang kebijakan AS.

Pada 2018, Baradar dibebaskan dari penjara untuk memfasilitasi pembicaraan damai, hal tersebut dilakukan setelah Khalilzad diangkat menjadi utusan perdamaian AS.

Selama pembicaraan Doha, Khalilzad dan Baradar mengadakan pertemuan empat mata, dan dalam beberapa pekan terakhir Taliban telah melakukan perjalanan ke China, Rusia, dan Iran untuk menggalang dukungan untuk kembali ke pembicaraan damai. Namun di Afghanistan, negara itu masih menunggu hasil pemilihan presiden yang diadakan pada 28 September.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement