REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Operator kereta api Hong Kong membuka kembali sebagian sistem metro yang sempat tertup, Ahad (6/10). Stasiun kereta api ditutup untuk umum karena demonstrasi yang meluas.
Operator kereta api Hong Kong MTR Corp mengatakan, penutupan itu terjadi karena vandalisme serius di beberapa stasiun. Fasilitas yang rusak memerlukan waktu perbaikan. Layanan kereta api juga akan dipersingkat hanya sampai jam sembilan malam, lebih awal tiga jam dari biasanya.
Penutupan operator pada Sabtu telah melumpuhkan sebagian besar kota dengan jaringannya yang biasanya mengangkut sekitar 5 juta penumpang per hari. Supermarket dan toko komersial yang tutup pada Sabtu sebagian besar juga telah dibuka kembali pada Ahad pagi.
Banyak restoran dan usaha kecil harus berulang kali menutup usahanya setelah protes semakin membebani perekonomian Hong Kong. Dua protes besar direncanakan kembali digelar pada Ahad sore. Protes pertama akan digelar di Hong Kong dan satu lagi di Semenanjung Kowloon dengan banyak demonstran diperkirakan akan menentang larangan penggunaan masker wajah.
Lam yang didukung Beijing mengatakan larangan masker wajah yang mulai berlaku Sabtu diperintahkan di bawah undang-undang darurat. UU tersebut memungkinkan pihak berwenang untuk membuat peraturan apa pun yang dianggap sebagai kepentingan umum.
Langkah itu membuat marah para pengunjuk rasa, yang turun ke jalan pada Jumat malam untuk melampiaskan kemarahan mereka. Banyak dari mereka yang memakai topeng dengan sikap menentang. Beberapa pemrotes membakar, melemparkan bom bensin ke polisi, dan membakar bendera nasional China, dalam sebuah tantangan langsung kepada pihak berwenang di Beijing.