Selasa 08 Oct 2019 19:11 WIB

Paus Pertimbangkan Pastor Menikah Untuk Layani Kawasan Amazon

Paus minta gereja berubah untuk mempertimbangkan kemungkinan pastor menikah

Red:
Paus Fransiskus
Foto: EPA/Alesasandro Di Meo
Paus Fransiskus

Pimpinan gereja Katolik tertinggi dunia Paus Fransiskus pada Ahad (6/10/2019) dalam misa pembukaan Sidang Para Uskup di Vatikan menyerukan agar gereja berubah untuk mempertimbangkan kemungkinan adanya pastor yang menikah untuk ditugaskan di kawasan Amazon.

Dalam misa di Basilika Santo Petrus, Paus juga mengecam bentuk kolonialisme yang terjadi di masa lalu maupun yang masih terjadi sampai sekarsng, dan juga mengatakan kebakaran hutan yang terjadi di Amazon Brasil belakangan ini dilakukan oleh beberapa kelompok yang memiliki kepentingan di sana.

Dalam kotbahnya, Paus Fransiskus mengatakan pemimpin Gereja beresiko menjadi 'birokrat, dan bukannya penggembala" dan mendesak mereka untuk menyalahkan api kasih Tuhan dengan berani untuk melakukan perubahan.

"Bila semuanya berjalan seperti biasanya, bila kita menghabiskan hari-hari kita puas dengan bagaimana semua sudah berjalan selama ini, maka kasih itu hilang, dimatikan oleh api ketakutan, dan keinginan untuk memeprtahankan yang sudah ada." katanya.

 

Salah satu masalah utama yang dibicarakan dalam Sidang Para Kardinal di Vatikan saat ini adalah apakah Gereja Katolik akan mengijinkan para pastor Katolik yang pernah menikah dan memiliki keluarga dan dihormati di kalangan lokal diangkat menjadi pastor di Amazon.

Sidang para kardinal tersebut dihadiri oleh 260 tokoh senior gereja termasuk banyak Uskup dari kawasan Amazon.

Salah satu solusi untuk mengurangi kurangnya pastor yang bertugas di Amazon, hal yang sudah didukung oleh banyak Uskup Amerika Selatan adalah mengijnkan warga Katolik di tempat terpencil untuk menghadiri Misa dan menerima sakramen secara teratur.

Sekurangnya 85 persen desa di kawasan Amazon, sebuah kawasan yang meliputi delapan negara tidak bisa menghadiri misa setiap minggu.

Banyak warga yang hanya bisa bertemu dengan pastor setahun sekali.

Kalangan konservatif di dalam gereja Katolik menentang usulan tersebut karena mengiijinkan umat Katolik hanya datang sekali setahun ke Gereja ditakutkan nantinya juga menjadi ajaran Katolik di seluruh dunia termasuk di negara-nagara Barat dimana warga yang ke gereja terus menurun.

Sejumlah kalangan konservatif Katolik lewat Twitter menyampaikan penentangan terhadap upacara penanaman pohon di Vatikan hari Kamis lalu dimana warga dari Amazon menggunakan cara tradisional seperti menghormat bumi.

Dalam kotbahnya, Paus mengatakan budaya warga asali harus dihormati.

"Ketika warga dan budaya dihancurkan tanpa cinta kasih, tanpa penghormatan, itu bukan tanda kasih Tuhan, namun perbuatan manusiawi." katanya.

Sidang para Kardinal yang membicarakan Amazon terjadi di saat kawasan hutan tropis itu dilanda kebakaran besar di daerah yang dikuasai oleh Brasil.

Paus Fransiskus mengatakan paling tidak sebagian dari kebakaran itu disengaja.

Sidang para Kardinal di Vatikan tidaklah membuat keputuan yang mengikat.

Peserta akan menyejui dokumen akhir yang akan diserahkan kepada Paus yang kemudian memutuskan rekomendasi mana yang kemudian akan menjadi kebijakan gereja di masa depan.

Reuters

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement