Rabu 09 Oct 2019 11:58 WIB

Eropa Desak Korut Hentikan Program Rudal dan Nuklir

Korut melakukan uji coba rudal balistik pekan lalu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Korea Utara (Korut) mengklaim berhasil menguji coba rudal balistik berbasis kapal selam atau submarine-launched ballistic missiles (SLBM) tipe terbaru. SLBM tipe terbaru bernama Pukguksong-3 itu diuji di perairan Teluk Wonsan di Laut Timur pada Rabu (2/10) pagi.
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
Korea Utara (Korut) mengklaim berhasil menguji coba rudal balistik berbasis kapal selam atau submarine-launched ballistic missiles (SLBM) tipe terbaru. SLBM tipe terbaru bernama Pukguksong-3 itu diuji di perairan Teluk Wonsan di Laut Timur pada Rabu (2/10) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Lima negara Eropa di Dewan Keamanan PBB mendesak Korea Utara (Korut) untuk segera menghentikan program rudal dan nuklirnya dengan cara yang komprehensif serta dapat diverifikasi. Hal itu menyusul dilakukannya uji coba rudal balistik oleh Pyongyang pekan lalu.

Lima negara Eropa, yakni Jerman, Inggris, Prancis, Belgia, dan Polandia menilai uji coba rudal tersebut merusak keamanan serta stabilitas regional. Di sisi lain hal itu jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. “Sangat penting bahwa Dewan Keamanan menjunjung tinggi resolusi. Sanksi internasional harus tetap ada dan ditegakkan secara penuh dan ketat,” kata mereka dalam sebuah pernyataan bersama pada Selasa (8/10).

Baca Juga

Mereka mendesak Korut untuk terlibat dalam negosiasi yang berarti dengan Amerika Serikat (AS). Pembicaraan harus didasari dengan niat atau iktikad baik dari Pyongyang, termasuk untuk menghentikan program rudal serta nuklirnya. Sebab hanya dengan cara itu perdamaian dan stabilitas di kawasan dapat terwujud.

Sebelumnya, Korut telah memperingatkan AS, Inggris, Prancis, dan Jerman agar tak mengangkat masalah uji coba rudal pada pertemuan Dewan Keamanan PBB. Jika hal itu dilakukan, tekad Pyongyang untuk mempertahankan kedaulatannya akan semakin besar.

“Kami tahu betul bahwa AS berada di belakang gerakan-gerakan tak murni dari Inggris, Prancis, dan Jerman. AS dan para pengikutnya harus mengingat bahwa jika mereka mengangkat masalah langkah-langkah pertahanan diri kita di pertemuan Dewan Keamanan saat ini, itu akan semakin mendesak keinginan kita untuk mempertahankan kedaulatan kita,” kata Duta Besar Korut untuk PBB Kim Song kepada awak media pada Senin lalu.

Kim pun sempat ditanya bagaimana Korut akan mempertahankan kedaulatannya dan apakah akan ada uji coba rudal lainnya. “Tolong perhatikan baik-baik apa yang akan kita lakukan di masa mendatang, (tapi) itu tak berarti peluncuran rudal lain,” ujarnya.

Pekan lalu, AS dan Korut telah melanjutkan pembicaraan denuklirisasi Semenanjung Korea di Swedia. Korut mengklaim negosiasi tersebut kembali berujung kegagalan. Utusan nuklir Korut Km Myong Gil mengatakan bahwa negosiasi tersebut belum memenuhi harapan dan akhirnya terhenti kembali. “AS meningkatkan harapan dengan menawarkan saran seperti pendekatan yang fleksibel, metode baru dan solusi kreatif, tapi mereka sangat mengecewakan kami,” kata dia kepada awak media di luar Kedutaan Besar Korut di Swedia.

Menurutnya, AS masih mempertahankan pendekatan lama dalam perundingan. “AS tidak akan melepaskan sudut pandang dan sikap lama mereka,” ujar Kim Myong Gil.

Namun, Washington membantah kabar tersebut. Sebaliknya, AS menyatakan telah menjalin dialog konstruktif dengan Korut. “Komentar awal dari delegasi Korut tidak mencerminkan konten atau semangat diskusi selama 8,5 jam hari ini. AS membawa ide-ide kreatif dan berdiskusi dengan rekan-rekan Korut-nya,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Sabtu pekan lalu, dikutip laman BBC.

Dia mengungkapkan AS telah menerima undangan dari Swedia untuk mengadakan pembicaraan lebih banyak dengan delegasi Korut dalam waktu dua pekan. Namun, Ortagus tak menjelaskan lebih terperinci tentang hal tersebut.

Sebelum menggelar pembicaraan dengan AS, Korut sempat melakukan uji coba rudal balistik. Korut mengklaim berhasil menguji rudal balistik berbasis kapal selam atau submarine-launched ballistic missiles (SLBM) tipe terbaru. Pyongyang menganggap hal itu mengantarkan mereka ke fase baru dalam kemampuan pertahanan diri.

The North's Academy of Defence Science mengatakan, SLBM tipe terbaru itu bernama Pukguksong-3. Rudal tersebut diuji di perairan Teluk Wonsan di Laut Timur pada Rabu pekan lalu.

“Uji coba penembakan SLBM tipe baru yang berhasil menjadi sangat penting karena mengantarkan fase baru dalam menahan ancaman pasukan luar kepada Korut dan semakin memperkuat otot militernya untuk pertahanan diri,” kata kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA) dalam laporannya. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement