Kamis 10 Oct 2019 13:57 WIB

Operasi Militer di Suriah Dikecam, Turki Singgung Yaman

Turki menyebut pengecam operasi militer di Suriah juga menyebabkan krisis di Yaman.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu saat berbicara di Konferensi Keamanan di Muenchen, Jerman, Ahad (19/2).
Foto: Matthias Balk/dpa via AP
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu saat berbicara di Konferensi Keamanan di Muenchen, Jerman, Ahad (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menanggapi sejumlah pihak yang menyebabkan krisis kemanusiaan di Yaman tetapi mengecam operasi militer Turki yang dilakukan di Suriah utara.

"Begitu banyak orang mati kelaparan dalam pengepungan mereka. Atas dasar apa mereka mencemarkan nama baik Turki dan menentang operasi Turki di Suriah utara?," kata dia dilansir Anadolu Agency, Kamis (10/10).

Baca Juga

Cavusoglu menambahkan, mereka membunuh begitu banyak orang di Yaman sekaligus menyebabkan mereka berada dalam kondisi kelaparan. Arab Saudi menuduh Iran mempersenjatai pemberontak Houthi, yang menguasai sebagian besar Yaman pada tahun 2014, termasuk ibu kota Sanaa.

Pada 2015, Arab Saudi dan sekutu Arab Sunni-nya meluncurkan kampanye udara besar-besaran yang bertujuan menggulung kembali keuntungan Houthi di Yaman dan mendukung pemerintah pro-Saudi di negara itu. Turki pun pada Rabu kemarin melakukan operasi perdamaian lewat militernya di timur Sungai Eufrat di Suriah utara untuk mengamankan perbatasannya dengan menghilangkan unsur-unsur kelompok teror dan untuk memastikan kembalinya pengungsi Suriah yang aman dan integritas wilayah Suriah.

Bagi Turki, kelompok teroris PKK dan perluasannya YPG/PYD merupakan ancaman terbesar bagi masa depan Suriah, yang membahayakan integritas teritorial dan struktur kesatuan negara. Ankara juga menekankan bahwa mendukung teroris dengan dalih memerangi Daesh tidak dapat diterima.

Turki memiliki perbatasan 911 kilometer (566 mil) dengan Suriah dan telah lama mengecam ancaman dari teroris di timur Sungai Eufrat dan pembentukan "koridor teroris" di sana.

Turki pun berencana memukimkan kembali 2 juta warga Suriah di zona aman selebar 30 kilometer (19 mil) yang akan didirikan di Suriah, membentang dari Sungai Efrat ke perbatasan Irak, termasuk Manbij. Namun, kehadiran kelompok seperti PKK, PYD dan YPG berisiko atas pembentukannya.

Turki telah membersihkan area seluas 4.000 kilometer persegi (1.544 mil persegi) di Suriah dari kelompok-kelompok teror melalui dua operasi lintas-perbatasan yang terpisah. Sejak 2016, Turki telah melakukan dua operasi militer besar di Suriah barat laut untuk membersihkan wilayah kelompok ISIS dan YPG, yang merupakan cabang Suriah dari kelompok PKK.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement