Kamis 10 Oct 2019 17:13 WIB

Manila Macet Parah, Jubir Presiden Malah Sudutkan Warga

Siswa ke sekolah harus menempuh perjalanan hingga tiga jam.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Kemacetan di Manila, Filipina.
Foto: REUTERS/Erik De Castro
Kemacetan di Manila, Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Manila, Filipina memiliki masalah kekacauan lalu lintas baik bagi pengguna kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Masalah ini banyak digugat oleh warga. Di sisi lain, pernyataan Juru Bicara Presiden Filipina Salvador Panelo malah menyudutkan pengguna jalan.

Panelo dikritik karena menepis kekhawatiran para pengguna jalan di salah satu kota paling macet di dunia. Dia menyatakan, jika masyarakat ingin tiba lebih awal, maka mereka harus berangkat lebih awal.

Baca Juga

"Apa yang mereka maksud dengan krisis transportasi? Saya hanya melihat lalu lintas," ujar Panelo kepada media setempat.

Panelo mengatakan, sudah tersedia transportasi umum yang memadai di Manila. Semua warga mendapatkan fasilitas kendaraan untuk sampai ke tempat tujuan.

"Ada solusi di sini, jika Anda ingin tiba lebih awal (di) tujuan Anda, maka Anda pergi ke sana lebih awal," kata Panelo.

Penyataan itu menimbulkan amarah warga Filipina karena tidak menyelesaikan masalah lalu lintas yang sangat padat. Seorang warga mengatakan kepada BBC, siswa ke sekolah harus menempuh perjalanan hingga tiga jam.

"Ada krisis transportasi di Manila, selalu ada," kata aktivis mahasiswa John Gemuel Maramba.

Siswa di Manila harus berangkat pukul 05.00 untuk sampai pada pukul 08.00. John menyatakan, jutaan orang bergantung pada transportasi umum untuk pergi ke sekolah dan bekerja, tetapi mereka harus berhadapan dengan lalu lintas yang sangat lambat, kendaraan umum yang penuh sesak, dan kereta yang tidak berfungsi.

Kota yang memiliki populasi lebih dari 12 juta ini menjadi sebagai salah satu kota terpadat di dunia. Manila menghadapi masalah kemacetan. Pada 2015, Manila dinobatkan sebagai kota terburuk untuk pengendara.

Situasi ini diperparah dengan kerusakan tiga kereta api utama. Kondisi ini membuat beberapa penumpang tidak punya pilihan selain berjalan di sisa perjalanan.

Banyak orang Filipina beralih ke media sosial untuk mengekspresikan kemarahannya atas pernyataan tidak sensitif Panelo. Mereka menyuarakan pandangan tentang sistem yang gagal.

"Krisis transportasi massal itu nyata. Jangan setuju dengan pejabat tinggi yang memberi tahu untuk melakukan apa, yang dirinya sendiri bahkan tidak menggunakan transportasi umum untuk berkeliling," kata pengguna Twitter.

Aktivis dan kelompok politik juga mengkritik ketidaktahuan Panelo tentang penderitaan sehari-hari yang dihadapi oleh penumpang. "Itu hanya menunjukkan dia, sebagai pejabat istana, jelas tidak memiliki pengetahuan tentang kehidupan penumpang dan krisis transportasi massal," kata aliansi Bagong Alyansang Makabayan (Bayan).

Atas kondisi itu, Duterte pun tidak luput dari kritik masyarakat. Pemerintahnya baru-baru ini membeli sebuah pesawat militer bekas Amerika Serikat (AS) seharga 39,9 juta dolar AS untuk digunakan sebagai jet pribadinya.

Pemerintah mengatakan, jet itu akan dikirim tahun depan dan akan digunakan oleh para pejabat senior lainnya dan dalam situasi krisis. Hanya saja, alasan itu tidak dapat diterima oleh warga Filipina.

"Lalu lintas Manila semakin buruk dan lebih buruk, sedangkan (pemerintah) menghadiahi diri mereka sendiri dengan pesta makanan dan jet. Ini gila," kata pengguna Twitter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement