Jumat 11 Oct 2019 14:36 WIB

Partai Republik Ingin Terapkan Sanksi ke Turki

Sanksi ini sebagai hukuman karena Turki menyerang pasukan Kurdi di Suriah.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
The Capitol di Washington saat senja, Kamis (3/10). The Capitol merupakan gedung Kongres AS.
Foto: AP Photo/J. Scott Applewhite
The Capitol di Washington saat senja, Kamis (3/10). The Capitol merupakan gedung Kongres AS.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Anggota House of Representative Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik ingin menerapkan sanksi ke Turki. Sanksi ini sebagai hukuman karena anggota NATO itu telah menyerang pasukan Kurdi di Suriah.

"(Turki harus menerima) konsekuensi serius atas serangan tanpa ampun kepada sekutu Kurdi kami di kawasan," kata anggota Kongres Liz Cheney, seperti dilansir dari BBC, Jumat (11/10).

Baca Juga

Presiden AS Donald Trump yang menarik pasukan AS dari Suriah mengatakan ia berharap dapat memediasi konflik antara Turki dengan Kurdi di Suriah. Turki melancarkan serangannya pada Rabu (9/10) lalu.

Para kritikus mengatakan penarikan pasukan AS yang tiba-tiba memberikan lampu hijau kepada Turki untuk melakukan serangan lintas batas. Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan mengatakan serangan ini perlu dilakukan untuk menciptakan 'zona aman' sepanjang 480 kilometer di perbatasan Suriah.

Milisi Kurdi yang bernama Pasukan Demokratik Suriah (SDF) menguasai wilayah perbatasan. Turki menganggap mereka sebagai kelompok 'teroris' yang didukung pemberontak Kurdi di Turki.

Banyak pihak yang khawatir serangan Turki ini berakibat fatal, seperti pembersihan etnis atau genisoda terhadap orang Kurdi dan membangkitkan ISIS. Sebanyak 29 anggota House mengumumkan legislasi yang akan memberlakukan sanksi kepada Ankara. Cheney mengatakan jika Turki ingin diperlakukan sebagai sekutu AS maka mereka harus berperilaku seperti yang AS inginkan.

"Mereka harus disanksi karena serangan mereka terhadap sekutu Kurdi," kata putri mantan wakil presiden AS Dick Cheney itu.

Cheney menambahkan sudah lama Kongres mengkhawatirkan kerja sama yang dilakukan Erdogan dengan musuh AS seperti Rusia. Cheney tidak menyinggung tentang penarikan pasukan AS yang dilakukan Trump, langkah yang memicu serangan ini terjadi. 

Anggota House dari Partai Republik lainnya Jodey Arrington menegaskan kembali janji Trump. Jika Turki melewati batas di Suriah presiden AS itu akan menghancurkan perekonomian Turki.

Pernyataan para anggota House dari Partai Republik ini dirilis satu hari setelah Senator Lindsey Graham yang juga dari Partai Republik mengeluarkan rancangan undang-undang bersama Senator Chris Van Hollen dari Partai Demokrat. Undang-undang Graham itu akan 'memberikan sanksi berat' terhadap Turki.

Graham memang sekutu dekat Trump dan sering membelanya di depan media. Tapi ia juga vokal mengkritik penarikan pasukan di Suriah. Ia mengatakan secara memalukan AS telah meninggalkan Kurdi.

Sementara Trump tetap mempertahankan keputusannya menarik pasukan. Di satu titik ia mengatakan Kurdi tidak membantu AS saat Perang Dunia II. Tapi setelah mendapat kritikan keras dari dalam maupun luar negeri ia berjanji akan memberikan sanksi kepada Turki.

"Kami memiliki satu dari tiga pilihan; mengirim ribuan pasukan dan memenangkannya secara militeristik, memukul keuangan Turki dengan sangat keras dan dengan sanksi atau memediasi kesepakatan antara Turki dan Kurdi," cicit Trump.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement