Jumat 11 Oct 2019 16:26 WIB

1,5 Juta Warga Kalifornia Hidup tanpa Listrik

Pemadaman listrik dilakukan demi mencegah meluasnya kebakaran hutan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Petugas kebakaran berusaha memadamkan api di jalan Ronald Reagan, Simmi Valley, Kalifornia (12/11) waktu setempat.
Foto: Ringo H.W. Chiu/AP
Petugas kebakaran berusaha memadamkan api di jalan Ronald Reagan, Simmi Valley, Kalifornia (12/11) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Sebanyak 1,5 juta warga Kalifornia, Amerika Serikat (AS) telah dua hari tak menikmati aliran listrik. Hal itu menyebabkan aktivitas masyarakat, termasuk perekonomian, lumpuh.

Pasific Gas & Electric (PG&E) selaku pihak yang bertanggung jawab mengalirkan listrik ke Kalifornia memang sengaja melakukan pemadaman. Langkah itu dilakukan dengan alasan mencegah meluasnya kebakaran hutan di wilayah tersebut.

Baca Juga

PG&E telah mengatakan pemadaman listrik mungkin akan berlangsung selama berhari-hari karena mereka menunggu tiupan angin kencang mereda. PG&E mengungkapkan setiap inci dari sistem harus diperiksa oleh helikopter serta ribuan pekerja di darat.

Jika seluruh sistem dinyatakan aman, jaringan akan diaktifkan kembali. Sebaliknya, bila masih dianggap berisiko, pemadaman berlanjut tanpa batas waktu yang ditentukan. Jalur transmisi PG&E yang mesti diperiksa terbentang sepanjang 4.025 kilometer.

"Kami menghadapi pilihan antara kesulitan atau keselamatan, dan kami memilih keselamatan," kata Wakil Presiden Senior Operasi Listrik PG&E Michael Lewis dalam sebuah pernyataan.

Gubernur Kalifornia Gavin Newsom menilai keputusan PG&E memutus aliran listrik dengan dalih mencegah meluasnya kebakaran hutan sebagai kebijakan yang tak dapat diterima. "Kita melihat skala dan cakupan yang seharusnya tidak dialami oleh negara bagian di abad ke-21. Apa yang terjadi tidak dapat diterima dan itu terjadi karena pengabaian," kata dia, Kamis (10/10).

Sebagian besar warga Kalifornia pun telah mengkritik keputusan PG&E. Tianna Pasche dari Oakland, misalnya, mengaku frustrasi menghadapi pemadaman listrik. "Tidak jelas apakah kita perlu berkemas selama sepekan dan pergi ke luar kota atau apa yang harus dilakukan. Jadi saya hanya berusaha memastikan kami memiliki air, makanan, pengisi daya dan gas," ujarnya, dikutip laman Aljazirah, Jumat (11/10).

Namun ada pula warga yang memahami dan memaklumi kebijakan PG&E, salah satunya Ruth Self yang tinggal di Bukit El Dorado. Dia mengaku tak geram dengan keputusan PG&E memutus aliran listrik dengan tujuan mencegah meluasnya kebakaran hutan.

Sebab dia mengingat bagaimana banyaknya nyawa yang hilang ketika warga mencoba menyelamatkan diri saat kebakaran hutan meluas. "Mudah-mudahan (pemadaman) hanya selama beberapa hari. Saya pikir ini lebih positif daripada negatif. Tanyakan lagi pada Jumat malam ketika saya belum mandi selama dua hari, ketika saya harus menghabiskan dua hari dengan bermain kartu," kata Ruth Self.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement