Sabtu 12 Oct 2019 05:22 WIB

Antisipasi Topan, Ratusan Penerbangan Jepang Dibatalkan

Pembatalan itu untuk mengantisipasi topan hagibis

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Esthi Maharani
Penumpang telantar di Bandara Narita, Tokyo akibat badai faxai, Senin (9/9).
Foto: Kyodo News via AP
Penumpang telantar di Bandara Narita, Tokyo akibat badai faxai, Senin (9/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Topan yang akan melanda Jepang pada Sabtu (12/10) akan berdampak besar pada penerbangan. Mata badai diperkirakan selebar 55 mil, dan citra satelit menunjukkan seluruh badai saat ini lebih besar dari seluruh negara Jepang. Meskipun topan sering terjadi di Jepang, topan Hagibis akan menjadi salah satu topan terkuat yang langsung menghantam negara itu dalam beberapa dekade.

Dilansir di Forbes, Sabtu (12/11) disebutkan, All Nippon Airways (ANA) telah membatalkan semua penerbangan domestik yang berangkat dari Tokyo pada Sabtu (12/10).  Ibukota tampaknya akan menerima serangan langsung dari badai, tetapi tidak ada seorang pun di ibukota yang tampaknya terlalu khawatir pada saat ini.

Meskipun Badan Meteorologi telah mengklasifikasikan badai sebagai 'ganas' atau kategorisasi kekuatan tertinggi, operator kereta api sejauh ini hanya memperingatkan bahwa mungkin ada pembatalan.

Dengan badai sebesar ini, atau badai besar apa pun, keselamatan adalah yang terpenting. Japan Airlines mengikuti contoh ANA dan membatalkan 90 persen penerbangan domestik. Namun, kedua maskapai optimis akan keberangkatan pagi hari pada Sabtu tetap dijadwalkan hingga jam 8 pagi.  Selain itu, kedua maskapai berharap bahwa beberapa penerbangan internasional akan dilanjutkan pada Sabtu malam.

Bandara-bandara Tokyo telah terkena dampak terburuk dari gangguan tersebut, dengan kedua maskapai besar Jepang, ANA dan JAL, masing-masing membatalkan 558 dan 540 penerbangan.

Pembatalan penerbangan terlihat di seluruh dunia ke dan dari Tokyo, dengan British Airways membatalkan penerbangan dari London, dan penerbangan ke Amerika Utara juga terpengaruh. Hampir setiap maskapai besar di seluruh dunia telah terkena dampak oleh salah satu badai terbesar yang pernah menghantam Jepang secara langsung. Tetapi diperkirakan gangguan seharusnya tidak bertahan melebihi waktu 24 jam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement