Sabtu 12 Oct 2019 15:01 WIB

Trump Siap Sahkan Sanksi Ekonomi terhadap Turki

Sanksi bertujuan menghalangi Ankara dari aksi militer lebih lanjut di Suriah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Pasukan Turki dan AS berpatroli dalam patroli darat gabungan di zona aman di wilayah Suriah yang berbatasan dengan Turki dekat Tal Abyad, Suriah, 4 Oktober 2019.
Foto: AP Photo/Baderkhan Ahmad
Pasukan Turki dan AS berpatroli dalam patroli darat gabungan di zona aman di wilayah Suriah yang berbatasan dengan Turki dekat Tal Abyad, Suriah, 4 Oktober 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disebut siap mengesahkan sanksi ekonomi terhadap Turki. Hal itu bertujuan menghalangi Ankara dari aksi militer lebih lanjut di Suriah timur laut.

Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin mengatakan Trump siap menandatangani perintah eksekutif untuk menyetujui otoritas sanksi baru yang sangat signifikan. Namun Pemerintah AS belum mengaktifkan langkah-langkah tersebut.

Baca Juga

Sebuah pernyataan dari Departemen Keuangan AS mengatakan perintah eksekutif Trump akan memberinya wewenang untuk menunjuk individu dan entitas Pemerintah Turki yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia atau tindakan yang mengarah pada memburuknya perdamaian, keamanan, dan stabilitas di Suriah timur laut.

“Ini adalah sanksi yang sangat kuat. Kami berharap tidak harus menggunakannya, tapi kami dapat mematikan ekonomi Turki jika perlu,” ujar Mnuchin kepada awak media di Gedung Putih pada Jumat (11/10), seperti dilansir Reuters.

Menurut dia, Trump terus memantau perkembangan situasi di Suriah. “Presiden prihatin dengan serangan militer yang sedang berlangsung dan potensi penargetan warga sipil, infrastruktur sipil, etnis, atau agama minoritas,” ucapnya.

Trump pun mencemaskan tentang milisi ISIS yang berada di sana. “Presiden ingin menjelaskan sangat pentingTurki tidak mengizinkan, bahkan satu pun milisi ISIS untuk melarikan diri,” kata Mnuchin.

Turki mulai melancarkan operasi militer di Suriah timur laut pada Rabu malam. Mereka ingin menumpas pasukan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dan Partai Persatuan Demokratik Suriah (PYD). Ankara memandang YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

PKK adalah kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan di Turki tenggara selama lebih dari tiga dekade. Turki telah melabeli YPG dan PKK sebagai kelompok teroris.

Turki juga membidik Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi. SDF diketahui merupakan sekutu utama AS dalam memerangi ISIS di Suriah. Kerja sama antara keduanya berhasil membenamkan kekuasaan ISIS di negara tersebut.

Sejauh ini operasi mereka berfokus di kota Tal Abyad dan Ras Al-Ain. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pasukannya telah membunuh 109 pasukan Kurdi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement