REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Bom bensin dilempar ke dalam stasiun metro Hong Kong pada Sabtu (12/10). Namun, kata pemerintah, tidak ada yang terluka.
Sementara para pengunjukrasa pro-demokrasi yang marah turun ke jalan karena meyakini Beijing memperketat cengkeraman di kota.
"Polisi memperingatkan para perusuh untuk segera menghentikan tindakan melawan hukum. Kami mengecam segala tindak kekerasan dan akan melakukan penyelidikan pada kasus itu," kata pihak pemerintah dalam pernyataan.
Stasiun metro Kowloon Tongh mengalami kerusakan berat dalam serangan tersebut.
Stasiun metro Hong Kong mengalami gangguan berat dalam unjukrasa, dibakar dan dikotori dan hanya kembali beroperasi secara normal pada Jumat setelah ditutup total. Pada saat normal stasiun itu menampung sekitar lima juta orang per hari.