Sabtu 12 Oct 2019 23:45 WIB

Suasana Kota Sepi, Tokyo Bersiap Hadapi Topan Terburuk

Topan terburuk diprediksi hancurkan Tokyo.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nashih Nashrullah
Scaffolding hit by typhoon is seen at a parking lot at Haneda airport in Tokyo, Monday, Sept. 9, 2019. (Kyodo News via AP)
Foto: Kyodo News via AP
Scaffolding hit by typhoon is seen at a parking lot at Haneda airport in Tokyo, Monday, Sept. 9, 2019. (Kyodo News via AP)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Tokyo, Jepang, dan daerah sekitarnya bersiap-siap untuk kedatangan topan terburuk dalam enam dekade terakhir. Jalan-jalan dan stasiun kereta api yang biasanya ramai telah sepi ketika hujan mulai turun, Sabtu (12/10). 

Rak-rak toko pun terlihat sudah kosong setelah masyarakat sekitar membeli air dan makanan untuk persediaan. Pantai-pantai terdekat pun terlihat lenggang, tanpa ada pengunjung terlihat dan menyisakan ombak yang menjulang tinggi. 

Baca Juga

Topan Hagibis dari Pasifik ini diperkirakan membawa hujan hingga 80 sentimeter di daerah Tokyo, termasuk Chiba ke utara yang telah mengalami pemadaman listrik akibat topan yang melanda bulan lalu. Beberapa penduduk pun telah mempersiapkan hunian mereka dengan menambal jendela untuk menahan tekanan yang akan datang.

Perdana Menteri, Shinzo Abe, mengadakan pertemuan manajemen bencana hari Jumat untuk menghadapi topan hagibis. Dia mengatakan, 17 ribu pasukan polisi dan militer siap untuk operasi penyelamatan. 

"Topan dapat menyebabkan pemadaman listrik, kerusakan infrastruktur dan secara signifikan mempengaruhi kehidupan masyarakat," kata Abe. 

Penyataan evakuasi pun telah dikeluarkan untuk daerah-daerah berisiko, termasuk kota Shimoda, sebelah barat Tokyo. Lusinan pusat evakuasi dibuka di kota-kota pesisir, dan orang-orang beristirahat di lantai gimnasium, dengan harap rumah mereka yang ditinggalkan tetap bertahan meski diterjang topan besar.

NHK melaporkan pada Sabtu pagi, empat orang terluka ketika atap-atap terbang karena lepas dari rumah di prefektur Chiba, bagian timur Tokyo, dikutip dari Theguardian.

Beberapa acara yang akan berlangsung pun telah dibatalkan setelah pemberitahuan kedatangan Topan Hagibis di Jepang. Pihak berwenang bertindak cepat, dengan peringatan yang dikeluarkan awal pekan ini, termasuk mendesak orang untuk tetap tinggal di dalam rumah.

Piala Dunia Rugby dan Grand Prix Formula One yang akan diadakan di negara itu pun dibatalkan. Ribuan penerbangan dibatalkan dan transportasi publik lainnya pun ditutup.

All Nippon Airways dan Japan Airlines mendaratkan sebagian besar penerbangan domestik dan internasional yang dijadwalkan pada Sabtu di bandara Tokyo, Osaka, dan Nagoya. Pembatalan penerbangan pun terjadi di seluruh dunia ke dan dari Tokyo.

British Airways membatalkan penerbangan dari London, penerbangan ke Amerika Utara juga terpengaruh. Hampir setiap maskapai besar di seluruh dunia telah terkena dampak oleh salah satu badai terbesar ini dan diharapkan gangguan seharusnya tidak bertahan melebihi waktu 24 jam.

Central Japan Railway Co mengatakan, akan membatalkan semua layanan kereta cepat antara Tokyo dan Osaka kecuali untuk beberapa kereta Sabtu dini hari yang menghubungkan Nagoya dan Osaka. Wahana bermain Tokyo Disneyland pun ditutup.

Hagibis merupakan kata  dalam bahasa Filipina Tagalog, yang berarti "kecepatan".  Topan ini pernah mampir ke wilayah Tokyo pada tahun 1958 dan menyebabkan lebih dari 1.200 orang tewas dan setengah juta rumah banjir.

Menurut Badan Meteorologi Jepang, topan ini melaju ke utara-barat laut dengan angin berkelanjutan maksimum 162 kilometer per jam. Diperkiran, topan ini akan mendekat ke Tokyo pada  Sabtu malam dan kemudian menuju laut ke arah timur.

Sebelum kedatangan Topan Hagibis, sebulan yang lalu Jepang dihampiri topan Faxai atau topan terkuat dalam beberapa tahun terakhir. Topan itu menghancurkan dan merusak 30 ribu rumah dan menyebabkan listrik padam secara luas, hingga saat ini perbaikan masih terus dilakukan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement