REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Topan Hagibis menghantam Jepang, Sabtu malam (12/10) waktu setempat. Terjangan badai terkuat dalam 60 tahun itu menewaskan empat orang dan melukai 33 lainnya.
Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengatakan, topan itu datang sebelum pukul 19.00 waktu setempat di Semenanjung Izu, barat daya Tokyo. Badan tersebut mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap hujan dan hembusan angin setelah mengeluarkan Peringatan Cuaca Darurat (Level 5). Peringatan Level 5 ini dikeluarkan untuk kota-kota di 12 prefektur, termasuk daerah di Tochigi, Ibaragi, Fukushima, Miyagi, dan Nligat.
"Ini adalah situasi level 5, semacam bencana mungkin telah terjadi. Orang-orang sangat disarankan bertindak untuk melindungi hidup mereka segera," kata peramal cuaca JMA Yasushi Kajiwara, dikutip dari CNN, Ahad (13/10).
Menurut Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Jepang (FDMA) dan pemadam kebakaran kota Tomikoka, dalam terpaan badai itu, dua orang orang meninggal dunia. Satu orang tewas dalam tanah longsor di Prefektur Gunma.
Tiga orang meninggal di Prefektur Chiba, Gunma dan Kanagawa di sekitar Tokyo. Seorang pria berusia 60-an ditemukan tidak bernyawa di sebuah apartemen banjir di Kawasaki. Sebanyak 17 orang hilang pada Ahad pagi.
NHK melaporkan seorang pria berusia 50 tahun tewas di dekat Tokyo pada Sabtu di sebuah mobil terbalik. Satu orang lagi meninggal setelah hanyut dalam mobil. Sembilan orang hilang di tanah longsor dan banjir.
Menurut seorang penjaga pantai setempat, sebuah kapal kargo Panama dengan 12 awak kapal diyakini telah tenggelam di Teluk Tokyo. Tiga anggota awak diselamatkan pada Ahad pagi.
FDMA juga memastikan 33 orang terluka dan satu orang hilang di Gotenba City. Padahal, saran evakuasi telah dikeluarkan di sebagian wilayah, termasuk Tokyo. Setidaknya delapan prefektur telah memerintahkan evakuasi dan mengamankan 936.113 orang.
Menurut Tokyo Electric Power Company (TEPCO) dan Chub Electric Power Company, sebanyak 292.770 rumah tangga tidak dialiri listrik. Sementara itu, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi mengatakan sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan air dari tiga bendungan karena hujan deras yang dapat menyebabkan banjir di hilir.
Kondisi badai terpantau melemah ketika mendekati Jepang, hanya saja kekuatan angin mencapai 195 kilometer per jam (122 mph) atau setara dengan badai Atlantik Kategori 3. Kondisi ini membuat berbagai acara, penerbangan, transportasi, hingga toko tutup.
Saat ini, Jepang menjadi tuan rumah Piala Dunia Rugby. Kehadiran Topan Hagibis membuat dua pertandingan, Inggris-Prancis dan Selandia Baru-Italia harus dibatalkan. Otoritas Piala Dunia juga mengatakan, mereka sedang mengevaluasi pertandingan tambahan pada Ahad juga perlu dibatalkan.
Semua penerbangan ke dan dari Tokyo pun telah dibatalkan hingga setidaknya untuk Ahad pagi. Semua kereta cepat antara Tokyo, Nagoya dan Osaka juga dibatalkan, seperti juga kebanyakan kereta biasa lainnya.