Ahad 13 Oct 2019 13:37 WIB

19 Orang Meninggal karena Topan Hagibis

Hujan badai besar memicu tanah longsor yang mematikan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Kendaraan terendam banjir akibat Topan Hagibis di sebuah perumahan di Ise, Jepang, Sabtu (12/10).
Foto: Kyodo News via AP
Kendaraan terendam banjir akibat Topan Hagibis di sebuah perumahan di Ise, Jepang, Sabtu (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Topan Hagibis mengoyak Jepang Sabtu dan Ahad (13/10) waktu setempat. Japan Times, mengutip Kyodo, melaporkan setidaknya 19 orang meninggal dunia.

Belasan orang lainnya masih menghilang serta sekitar 100 orang terluka. Tim Penyelamat hingga kini masih dalam upaya menyelamatkan warga yang terperangkap banjir setelah Topan Hagibis yang kuat menghantam seluruh negeri.

Baca Juga

Kementerian pertahanan Jepang mengerahkan sekitar 27 ribu personel Pasukan Pertahanan Negara untuk operasi penyelamatan di seluruh negeri. Di antara orang-orang yang hilang adalah delapan orang dari kapal kargo yang tenggelam Sabtu malam di Teluk Tokyo.

Penjaga pantai mengatakan mereka telah menyelamatkan lima awak kapal berbendera Panama, tetapi salah satu dari mereka kemudian dipastikan meninggal dunia. Mereka masih mencari yang lain.

Hujan badai besar memicu tanah longsor yang mematikan. Sungai-sungai meluap sehingga banjir yang tak terbendung terjadi di jalan-jalan kota.

Banjir parah dilaporkan terjadi di kota Nakano, Prefektur Nagano. Di wilayah itum permukaan air naik ke ketinggian sekitar dua meter dari atas tanah sebab tanggun Sungai Chikuma jebol. Air sungai berlumpur membanjiri area terdekat yanf membuat ratusan orang terdampar, termasuk di fasilitas perumahan untuk orang tua.

Kementerian Pertahanan mengerahkan helikopter untuk menyelamatkan orang-orang yang berdiri di atas rumah mereka melambaikan handuk untuk menarik perhatian. "Semalam, kami mengeluarkan perintah evakuasi ke 427 rumah tangga, 1.417 individu," ujar seorang pejabat darurat bencana di Nagano, Yasuhiro Yamaguchi dilansir Japan Times, Ahad.

Hingga kini, pemerintah masih belum menghitung jumlah rumah yang terdampak topan Hagibis. Rekaman udara menunjukkan deretan kereta Jepang setengah tenggelam di dipo perkertapian di Nagano.

Di Chiba, pemadaman listrik meluas sejak September akibat badai yang sebelumnya meninpa kota itu. Kali ini, lebih dari 95 ribu rumah mengalami pemadaman listrik pada pukul 01.00. Tohoku Electric Power Co yang melayani timur laut Jepang, mengatakan lebih dari 18ribu rumah tanpa listrik.

Topan Hagibis menerjang pulau Honshu utama Jepang Sabtu (12/10) sekitar pukul 19.00. Topan ini dinilai sebagai salah satu topan paling ganas dalam beberapa tahun terakhir, dengan hembusan angin hingga 216 kilometer per jam (134 mil per jam).

Jauh sebelum mendarat, diberitakan terdapat korban pertama yakni seorang pengemudi yang van-nya terbalik karena embusan angin kencang. Beberapa kematian lainnya dikonfirmasi Sabtu malam, termasuk seorang pria meninggal dalam tanah longsor dan satu orang lagi meninggal karena banjir di rumahnya.

Jumlah korban jiwa masih terus meningkat ketika skala penuh dari bencana menjadi lebih jelas pada Ahad pagi. Banyak jenazah muncul dari mobil yang terendam dan tanah longsor di beberapa daerah di negara itu.

Pusat Badan Metereologi Jepang memperingatkan hujan lebat terjadi di 13 prefektur termasuk Tokyo dari Sabtu dan Ahad pagi. NHK mengatakan sedikitnya 99 orang telah terluka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement