REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Sejak tahun 2014 kualitas pendidikan dan pelatihan untuk negara-negara Afrika kian memburuk. The African Governance Report 2018 menyebutkan hal ini membuat banyak anak muda di Afrika tidak siap untuk memasuki lapangan kerja.
Laporan itu menggunakan data dari Ibrahim Index of African Governance (IIAG), sebuah survei paling komprehensif di benua tersebut. IIAG menemukan angka masuk dan akses pendidikan ke perguruan tinggi masih rendah.
"Hal ini menghasilkan populasi borjuis muda semakin kesulitan masuk dalam lapangan kerja," kata para peneliti di Mo Ibrahim Foundation yang menulis laporan tersebut, Rabu (16/10).
Para peneliti mengatakan mayoritas populasi Afrika sekarang rata-rata berusia 15 tahun ke atas. IIAG mengukur berbagai kreteria 54 negara Afrika mulai dari keamanan, hak asasi manusia, stabilitas ekonomi, hukum, pemilihan bebas, korupsi, infrastruktur, kemiskinan, kesehatan dan pendidikan.
Mo Ibrahim taipan asal Sudan yang mendirikan yayasan penelitian itu mengatakan Afrika harus mengatasi isu ini. Ia mengatakan Afrika memiliki masalah di sektor pendidikan.
"Ketika Anda melihat demografi, dan Anda melihat pertumbuhan ekonomi, Anda akan melihat sebenarnya kami jauh tertinggal," kata Ibrahim.
Pembangunan demografik menjadi isu hangat di Afrika. Menurut PBB antara tahun 2015 sampai 2050 pertumbuhan pendudukan benua itu akan menyumbang setengah dari populasi dunia. Pada tahun 2050 akan naik dua kali lipat dan dapat naik dua kali lipat lagi pada tahun 2100.