Rabu 16 Oct 2019 05:48 WIB

Pengunjuk Rasa Katalunya Kembali Bentrok dengan Polisi

Ribuan orang menggelar demonstrasi di gerbang bandara Barcelona.

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengunjuk rasa memblokir jalan tol di Barcelona, Spanyol, Rabu (8/11). Mereka memprotes ditahannya politikus Katalunya.
Foto: AP Photo/Santi Palacios
Pengunjuk rasa memblokir jalan tol di Barcelona, Spanyol, Rabu (8/11). Mereka memprotes ditahannya politikus Katalunya.

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA--Pengunjuk rasa Katalunya kembali bentrok dengan polisi. Bentrokan ini terjadi di pusat kota Barcelona. Bentrokan ini meningkatkan ketegangan unjuk rasa memprotes vonis penjara sembilan pemimpin Katalunya.

Pengunjuk rasa membakar tempat sampah dan kardus di tengah jalan Barcelona. Pada Rabu (16/10) saksi mata mengatakan hal ini juga terjadi di jalan kelas atas yang berisi berbagai toko perancang busana terkenal.

Juru bicara kepolisian Mosso mengatakan ada tiga orang yang ditangkap di dekat kantor pemerintahan Spanyol setempat.  Itu adalah tempat di mana polisi memukuli massa dengan tongkat karena pengunjuk rasa berusaha menerobos batasan yang dipasang polisi.

Pada Senin (14/10) lalu Mahkamah Agung Spanyol memvonis sembilan sampai 13 tahun sembilan pemimpin Katalonia. Bandara internasional Barcelona menjadi salah titik unjuk rasa.

Ribuan orang menggelar demonstrasi di gerbang bandara. Polisi anti huru-hara kerap menggunakan tongkat dan menembakan peluru busa untuk mencegah massa memaksa masuk. Unjuk rasa ini dipimpin oleh kelompok yang bernama Tsunami Democratic.

"Kami istirahat untuk turun ke jalan lagi besok, dan besoknya lagi," kata kelompok tersebut di Twitter.

Mereka mengecam tindakan keras yang dilakukan polisi terhadap unjuk rasa yang mereka sebut sebagai 'mobilisasi tanpa kekerasan'. Media setempat melaporkan layanan medis mengatakan ada 50 orang lebih yang membutuhkan perawatan medis usai bentrokan.

Kerusuhan di bandara memaksa 100 penerbangan dibatalkan dan beberapa penerbangan lainnya ditunda. Para turis harus mendorong koper mereka di sela-sela pengunjuk rasa dan polisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement