Rabu 16 Oct 2019 08:52 WIB

Koalisi Pimpinan AS Umumkan Penarikan Pasukan dari Manbij

Pasukan AS telah meninggalkan zona Operation Peace Spring Turki sejak 6 Oktober.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Tentara dan tank Turki disiagakan di dekat Kota Manbij, Suriah, Selasa (15/20).
Foto: Ugur Can/DHA via AP
Tentara dan tank Turki disiagakan di dekat Kota Manbij, Suriah, Selasa (15/20).

REPUBLIKA.CO.ID, MANBIJ -- Di tengah operasi antiteror Turki di Suriah utara, koalisi anti-ISIS yang dipimpin Amerika Serikat (AS) mengumumkan penarikannya dari Manbij, Suriah, Selasa (15/10) waktu setempat. Manbij merupakan sebuah wilayah yang ditargetkan oleh Turki untuk memberantas teroris YPG/PKK.

"Pasukan koalisi melakukan penarikan yang disengaja dari timur laut Suriah. Kami berada di luar Manbij," ujar juru bicara Operation Inherent Resolve (OIR) untuk koalisi 81 anggota mengalahkan ISIS, Kolonel Myles B. Caggins III dilansir Anadolu Agency, Rabu (16/10).

Baca Juga

Pasukan AS telah meninggalkan zona Operation Peace Spring Turki sejak 6 Oktober, ketika Presiden AS Donald Trump mengatakan mereka akan mundur. Pasukan AS bersekutu dengan teroris YPG/PKK untuk mengalahkan ISIS, aliansi yang sejak lama dikritik Turki sebagai sesuatu yang tidak bermoral dan tidak rasional.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa mengatakan Turki bertujuan membersihkan Suriah utara dari teroris yang membentang dari kota Manbij ke perbatasan Irak-Turki. Erdogan menegaskan invasinga juga bertujuan menyediakan pemukiman kembali secara sukarela sekitar 3 juta warga Suriah ke rumah mereka.

Turki pada 9 Oktober meluncurkan Operation Peace Spring untuk melenyapkan teroris dari Suriah utara sehingga mengamankan perbatasan Turki. Turki menilai hal ini dapat membantu dalam pengembalian yang aman bagi para pengungsi Suriah dan memastikan integritas teritorial Suriah.

Ankara ingin membersihkan Suriah utara di sebelah timur Sungai Efrat dari PKK teroris dan cabang Suriahnya, PYD / YPG. Dalam lebih dari 30 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa bertanggung jawab atas kematian 40 ribu orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement