REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis menuntut Iran segera membebaskan dua warganya yang telah ditahan di penjara sejak Juni, Rabu (16/10). Situasi ini kemungkinan akan mempersulit upaya Prancis meredakan ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran.
Kementerian Luar Negeri Prancis mengonfirmasi seorang peneliti senior dari universitas Science-Po Roland Marchal sedang ditahan. Pejabat Prancis dan keluarganya telah berusaha menjaga kerahasiaan informasi karena perselisihan saat ini di wilayah tersebut. Mereka khawatir hal itu dapat membahayakan negosiasi potensial.
Rekan Marchal, warga negara ganda Prancis-Iran, Fariba Adelkhah, telah berada di penjara di Iran sejak Juni. "Kami ingin pemerintah Iran menunjukkan transparansi dalam dokumen ini dan bertindak dengan penundaan untuk mengakhiri situasi yang tidak dapat diterima," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Agnes von der Muhll dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan Marchal telah menerima kunjungan konsuler dan memiliki pengacara. Iran menolak menawarkan hal yang sama untuk Adelkhah mengutip kewarganegaraan Irannya dan menyebut tuntutan Prancis agar dia melepaskan gangguan dalam urusan internalnya. Adelkhah dan Marchal ditangkap pada saat Prancis dan negara-negara Eropa lainnya terjebak dalam perselisihan internasional mengenai perjanjian nuklir 2015, yang ditinggalkan AS tahun lalu.