Kamis 17 Oct 2019 21:08 WIB

Ratusan Pengguna Situs Porno Anak-anak Terbesar di Dunia Ditangkap

Situs pornografi ini berbasis di Korea Selatan.

Red:
Anti-Pornografi (ilustrasi)
Foto: ROL
Anti-Pornografi (ilustrasi)

Lebih dari 300 orang di seluruh dunia termasuk warga Australia telah ditahan menyusul ditutupnya salah satu situs pornografi anak-anak terbesar di dunia bernama Welcome to Video.

Sebelumnya situs tersebut menjual video di antaranya berisi pemerkosaan terhadap anak-anak dan mereka yang mengakses membayar dengan mata uang digital seperti bitcoin.

Situs pornografi ini berbasis di Korea Selatan.

Petugas berwenang dari Amerika Serikat, Inggris dan Korea Selatan mengatakan ini adalah salah satu situs pornografi anak-anak terbesar yang pernah mereka temukan sejauh ini.

Situs menggunakan uang digital untuk pembayaran bagi pengguna yang ingin melihat sekitar 250 ribu video yang di antaraanya berisi berbagai hal mengenai pelecehan seksual terhadap anak-anak.

Di antaranya ada video yang menunjukkan anak-anak yang masih sangat muda yang diperkosa.

Di halaman untuk mengunduh dimuat tulisan khusus "jangan mengunduh porno orang dewasa."

Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengatakan situs itu sudah mendapatkan paling sedikit Rp 5,5 miliar uang digital sebelum berhasil ditutup bulan Maret 2018.

 

Sejauh ini pihak keamanan berhasil menemukan paling sedikit 23 korban di bawah umur di Amerika Serikat, Inggris dan Spanyol yang secara aktif dilecehkan oleh para pengguna situs tersebut.

Banyak lagi anak-anak yang ada dalam video tersebut yang belum berhasil diidentifikasi.

Pemilik situs tersebut, Jong Woo Son dari Korea Selatan dan 337 pengguna dari 12 negara sudah diproses secara hukum.

Son saat ini sedang menjalani hukuman 18 bulan penjara di Korea Selatan dan juga dikenai beberapa tuduhan oleh pihak berwenang di Washington.

Beberapa orang lain yang dikenai tuduhan sudah dijatuhi hukuman dan di antaranya ada yang dihukum sampai 15 tahun penjara.

Welcome To Video adalah satu dari situs internet yang menjual pornografi anak-anak menggunakan bitcoin, yang memungkinkan penggunanya menutupi identitas mereka ketika melakukan transaksi keuangan.

Pengguna yang membayar bitcoin kemudian mendapatkan poin yang bisa digunakan untuk mengunduh video atau membeli semua video yang ingin ditonton lewat akun VIP.

Pengguna juga bisa mendapatkan poin bila mereka mengirim bahan pornografi anak-anak yang baru ke situs tersebut.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini

ABC/Reuters

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement