REPUBLIKA.CO.ID, MANBIJ -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo membahas langkah Presiden AS Donald Trump menyoal Suriah dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Jumat (18/10) waktu setempat. Keduanya dijadwalkan membahas masalah tersebut di kediaman resmi Netanyahu di Yerusalem.
Warga Israel khawatir melihat keputusan Trump menarik pasukan AS dari Suriah. Mereka mengira bahwa Israel juga dapat ditinggalkan oleh sekutu pentingnya itu. Selain itu, Israel khawatir tentang apakah musuh bebuyutan Iran akan bergerak mengisi kekosongan tetangga Suriah. Sebab, seperti diketahui Teheran mendukung Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara delapan tahun.
Sementara itu, dilansir Aljazirah, pihak Kremlin mengatakan, pihaknya memperkirakan akan menerima informasi dari Turki setelah Ankara menyetujui kesepakatan dengan AS untuk menghentikan serangannya di Suriah selama lima hari. "Kami berharap menerima informasi dari Turki," ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dikutip kantor berita RIA, Jumat. Jika tidak ada halangan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan akan mengadakan pembicaraan dengan Presdien Rusai Vladimir Outin membahas Suriah pekan depan di Rusia Selatan.
Sementara gencatan senjata telah dilakukan, penembakan masih bergema di sekitar kota Ras al-Ain di Suriah timur laut. Tembakan senjata dapat terdengar dari kota Ceylanpinar di Turki di seberang perbatasan dari Ras al-Ain. Asap terlihat mengepul di langit satu bagian kota Suriah. Belum ada laporan kerusakan akibat serangan tersebut.
Amnesty menuduh Turki melakukan kejahatan perang di Suriah. Amnesty mengatakan, Ankara melakukan pelanggaran serius dan kejahatan perang, pembunuhan singkat, serta melakukan serangan yang tidak sah dalam operasi invasi yang diluncurkan 9 Oktober lalu.
"Pasukan militer Turki dan koalisi kelompok-kelompok bersenjata Suriah yang didukung Turki menunjukkan sikap memalukan bagi kehidupan sipil," kata Amnesty dilansir Aljazirah.
Tidak ada tanggapan segera dari Ankara yang mengumumkan penangguhan serangan Kamis malam. Meski demikian, Turki mengatakan semua langkah yang mungkin telah diambil untuk menghindari korban sipil.