Senin 21 Oct 2019 09:27 WIB

Uni Eropa Dilaporkan akan Tunda Brexit Hingga Februari 2020

Kesepakatan Brexit antara Uni Eropa dan Inggris kalah di parlemen.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara kepada media di luar kantor perdana menteri 10 Downing Street di London, Senin (2/9). Johnson mengatakan dia tidak ingin ada pemilu di tengah krisis Brexit.
Foto: AP Photo/Matt Dunham
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara kepada media di luar kantor perdana menteri 10 Downing Street di London, Senin (2/9). Johnson mengatakan dia tidak ingin ada pemilu di tengah krisis Brexit.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Surat kabar Inggris the Sunday Times melaporkan Uni Eropa akan menunda Brexit sampai Februari 2020. Hal itu akan dilakukan jika Perdana Menteri Boris Johnson tidak dapat meratifikasi kesepakatannya di parlemen pekan ini.

Pada Senin (21/10), the Sunday Times menulis perpanjangan waktu itu 'sepadan'. Artinya Inggris dapat meninggalkan Uni Eropa lebih awal.

Baca Juga

Mengutip sumber diplomatik, the Sunday Times menulis jika kesepakatan Johnson bisa diratifikasi sebelum perpanjangan waktu berakhir maka Brexit dapat digelar pada 1 November, 15 Desember atau Januari. Surat kabar itu menulis belum ada keputusan yang diambil sampai akhirnya pemerintah Uni Eropa dapat kesempatan untuk mengasesmen perjanjian Brexit melalui parlemen sebelum hari Selasa (22/10) pekan ini.

Sementara itu, kantor berita Reuters melaporkan pejabat dan diplomat Uni Eropa mengatakan semuanya tergantung perkembangan di London. Para pejabat dan diplomat itu mengatakan opsi perpanjangan waktu cukup luas mulai dari hanya menambah satu bulan yang artinya Brexit digelar pada akhir bulan November atau Brexit dapat ditunda sampai setengah tahun lagi. 

Sebelumnya, kesepakatan yang dibuat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dengan Uni Eropa untuk Brexit kalah dalam pemungutan suara di parlemen. Hal itu memaksanya untuk meminta penundaan Brexit yang ketiga. Padahal, Inggris dijadwalkan keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober.  

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement