Selasa 22 Oct 2019 10:19 WIB

Jumlah Orang Tajir Cina Bertambah, Lampaui Amerika Serikat

Sebanyak 100 juta warga Cina menempati daftar 10 persen penduduk terkaya dunia.

Red: Nur Aini
Putra orang terkaya di Cina, Wang Sicong (kanan) membelikan anjingnya (tengah) dua jam tangan Apple.
Foto: article.wn.com
Putra orang terkaya di Cina, Wang Sicong (kanan) membelikan anjingnya (tengah) dua jam tangan Apple.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Jumlah orang kaya di Cina untuk pertama kalinya melampaui jumlah jutawan di Amerika Serikat. Hal itu terungkap dari hasil penelitian dari bank dan lembaga pemberi kredit asal Swiss, Credit Suisse.

Survei Kekayaan Tahunan yang dirilis Bank Credit Suisse pada Senin (21/10) menunjukkan 100 juta warga Cina menempati daftar 10 persen penduduk terkaya dunia. Sementara dalam daftar itu, hanya ada 99 juta warga AS.

Baca Juga

"Walaupun ada perang dagang antara AS dan Cina dalam 12 bulan terakhir, masing-masing negara masih mampu menghimpun kekayaan senilai 3,8 triliun dolar AS dan 1,9 triliun dolar AS," kata kepala riset bidang ekonomi dunia Credit Suisse, Nannette Hechler-Fayd'herbe.

Menurut hasil survei bank Swiss itu, jumlah jutawan dunia meningkat sebanyak 1,1 juta orang menjadi kurang lebih 46,8 juta jiwa. Para jutawan itu diperkirakan memiliki kekayaan total sebanyak 158,3 triliun dolar AS, atau menguasai 44 persen dari aset dunia.

Dalam studi itu turut diketahui ada 675 ribu jutawan baru di AS. Namun, akibat pergerakan nilai tukar, jumlah jutawan di Australia menurun jadi kurang lebih 124 ribu orang. Sementara itu, Inggris kehilangan 27 ribu jutawan, dan Turki 24 ribu jutawan. Laporan dari Credit Suisse memperkirakan 55.920 orang dewasa memiliki kekayaan sekitar 100 juta dolar AS dan 4.830 aset bersih senilai di atas 500 juta dolar AS.

Survei tersebut juga memprediksi kekayaan dunia, yang meningkat 2,6 persen pada tahun lalu, akan kembali melonjak 27 persen dalam lima tahun ke depan menjadi 459 triliun dolar AS pada 2024. Jumlah jutawan di dunia juga akan meningkat selama periode itu sampai nyaris menembus angka 63 juta orang.

Sementara itu, kekayaan dari 90 persen warga dunia ternyata hanya menyumbang 18 persen dari jumlah aset global. Akan tetapi, angka itu meningkat dibandingkan dengan jumlah pada 2000 yang mencapai 11 persen.

"Masih terlalu dini untuk menyimpulkan kesenjangan di tingkat dunia sekarang menurun, bukti yang tersedia sekarang menunjukkan bahwa 2016 menjadi momen puncak dalam waktu dekat ini," kata Fayd'herbe.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement