REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh mengatakan upaya Yudaisasi Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa oleh Israel tidak akan pernah berujung pada keberhasilan. Menurutnya, Israel tak dapat menghapus fakta sejarah terhadap kota dan situs suci Islam tersebut.
“Rencana pembagian Al-Aqsa tidak akan berhasil. Kami tidak akan membiarkan lewatnya rencana okupasi, bahkan jika itu akan mengorbankan nyawa kami. Corak-corak Yerusalem tidak akan berubah dan semua keputusan (Israel) tidak akan mengubah fakta,” ujar Haniyeh saat berbicara di Al-Aqsa TV, dikutip laman Middle East Monitor pada Senin (21/10).
Haniyeh memuji orang-orang yang selama ini melawan kesewenang-wenangan Israel terhadap Al-Aqsa. “Mereka adalah dan tetap menjadi bagian penting dari bangsa kita,” ujarnya.
Menurut dia, rakyat Palestina perlu menghadapi rencana pendudukan Israel terhadap Yerusalem dengan visi yang lengkap, bijaksana, dan berani. “Yerusalem akan tetap menjadi kompas kita di pusat konflik dengan pendudukan (Israel). Terlepas dari semua tantangan, kita menuju kemenangan, pembebasan, dan kembali,” kata Haniyeh.
Akhir pekan lalu, ratusan pemukim Yahudi, dengan kawalan polisi Israel, memasuki kompleks Al-Aqsa. “Sekitar 653 pemukim (Yahudi) yang didukung oleh polisi Israel menyerbu kompleks Al-Aqsa sejak dini hari,” kata sumber di Otoritas Endowmen Keagamaan, yakni badan yang dikelola Yordania dan bertanggung jawab mengawasi situs-situs suci umat Islam dan Kristen di Yerusalem.
Aksi penggerudukan itu sempat menyebabkan jamaah Muslim di sekitar kompleks Al-Aqsa terlibat pertikaian dengan pasukan Israel. Aksi penyerangan dilaporkan sempat dilakukan aparat Israel terhadap jamaah.
Para pemukim Yahudi mendatangi kompleks Al-Aqsa untuk merayakan Sukkot, yakni hari libur Yahudi selama sepekan yang berakhir pada Ahad. Palestina telah mengecam kesewenang-wenangan para pemukim Yahudi dalam memasuki kompleks Al-Aqsa.
Juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh menganggap Israel bertanggung jawab atas penyerbuan pemukim Yahudi ke Al-Aqsa. Dia memperingatkan tindakan seperti itu dapat memantik konflik agama di Yerusalem.
“Abu Rudeineh menekankan dalam sebuah pernyataan perlunya untuk menghentikan pelanggaran Israel terhadap Masjid Al-Aqsa, menekankan bahwa itu adalah garis merah yang tidak dapat ditoleransi dalam menghadapi serangan berulang-ulang di tempat suci ini oleh pasukan pendudukan dan para pemukimnya,” kata kantor berita Palestina WAFA dalam laporannya.