REPUBLIKA.CO.ID, HONGKONG -- Pengunjuk rasa Hong Kong menggelar demonstrasi sebagai aksi solidaritas kepada aktivis Katalunya di Barcelona, Spanyol Kamis (24/10). Warga Barcelona menggelar unjuk rasa untuk memprotes vonis penjara sembilan politisi dan aktivis Katalunya.
Unjuk rasa di Barcelona memiliki beberapa persamaan dengan aksi di Hong Kong, di mana ribuan orang turun ke jalan selama lima bulan terakhir untuk menentang apa yang mereka sebut sebagai cengkraman China. Sebagian besar pengunjuk rasa di Hong Kong ingin memiliki demokrasi yang lebih baik lagi. Tapi ada minoritas menuntut kemerdekaan dari China.
Isu kemerdekaan di Katalunya juga sangat memecah belah seperti Hong Kong. Wilayah itu memiliki 7 juta populasi, bahasa, parlemen, dan bendera mereka sendiri.
Dalam unjuk rasa Ahad (19/10) lalu, beberapa pengunjuk rasa Hong Kong membawa bendera Katalunya. Sementara pengunjuk rasa di Spanyol mengadopsi taktik yang digunakan aktivis-aktivis Hong Kong.
Siswa-siswi di Katalunya telah memboikot kelas dan pengunjuk rasa fokus pada target strategis untuk memberikan dampak maksimal. Salah satu lokasi yang mereka incar adalah bandara Internasional Barcelona. Strategi yang pernah digunakan aktivis Hong Kong.
Pengunjuk rasa di Katalunya marah dengan apa yang mereka anggap sebagai upaya menggagalkan rencana mereka meraih otonomi dari Spanyol. Banyak pihak di Hong Kong yang khawatir hal itu beresonansi dengan pengunjuk rasa di bekas koloni Inggris.
Beberapa pengunjuk rasa Hong Kong meminta aksi solidaritas tersebut tidak digelar, karena terlalu provokatif dan berisiko melemahkan dukungan internasional terhadap gerakan mereka. Sejak September tahun lalu pemerintah Hong Kong sudah melarang kelompok yang mempromosikan kemerdekaan dari China, larangan pembentukan organisasi pertama sejak Hong Kong diserahkan ke China pada tahun 1997.