REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Setelah sukses menjadi tuan rumah penyelenggaraan Our Ocean Conference (OOC) 2018 yang dilaksanakan pada 29-30 Oktober 2018 lalu di Nusa Dua, Bali, Indonesia kembali berkontribusi pada penyelenggaraan OOC 2019 yang dilaksanakan pada 23-24 Oktober 2019 di Oslo, Norwegia.
Demikian disampaikan oleh Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) selaku delegasi Indonesia R Sjarief Widjaja, pada pagelaran OOC 2019, Kamis (24/10).
Sjarief menyampaikan, progres pelaksanaan komitmen Indonesia pada periode tahun 2017 dan 2018 sebagian besar sudah diimplementasikan yang di antaranya adalah tercapainya target luasan kawasan konservasi sebesar 22.68 juta ha.
Dengan implementasi komitmen Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya, menjadikan Indonesia diundang untuk menjadi narasumber di beberapa side event dengan tema terkait pemberantasan IUU Fishing, pengarusutamaan isu kelautan pada sidang UNFCCC, dan terkait pengelolaan kawasan konservasi perairan.
Gelaran OOC 2019 di Oslo (Foto: Humas Ditjen Hubla)
“Kehadiran Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan juga negara maritim yang memiliki luas lautan terbesar kedua di dunia tentunya menjadi sangat penting untuk ikut serta berperan aktif melaksanakan komitmen dan kebijakan di bidang kelautan dalam menjaga lautan dunia,” tambah Sjarief dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (24/10).
Adapun pada OOC 2019 merupakan penyelenggaraan yang keenam. OOC pertama kali diselenggarakan pada tahun 2014 dan dilaksanakan setiap tahun hingga 2018. OOC telah dilaksanakan di beberapa negara yaitu di USA sebanyak dua kali, Chile, Malta, dan terakhir di Indonesia yang telah menghasilkan 1.031 komitmen.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Agus Dermawan, selaku anggota Delegasi Indonesia menyampaikan bahwa Indonesia bekerja sama dengan Wildlife Conservation Society (WCS) akan menyelenggarakan Side Event pada tanggal 25 Oktober 2019 dengan tema “Enhancing Marine Sustainability through Cooperation, Conservation and Marine Debris Reduction”, sebagai showcase implementasi komitmen Indonesia untuk mencapai tujuan dari Our Ocean Conference itu sendiri yaitu untuk tercapainya kesehatan lautan yang berkelanjutan.
Pada kesempatan ini, KKP memberikan apresiasi kepada 10 pemuda terpilih yang berasal dari 6 propinsi untuk menjadi duta konservasi laut yang akan menyuarakan pentingnya menjaga lautan untuk masa depan bumi ini.
Pada tahun ini, Indonesia menyampaikan 3 komitmen yaitu (1) Pencadangan 700 ribu hektare Kawasan Konservasi Perairan pada tahun 2020 dan mengalokasikan dana sebesar USD 6,68 juta untuk membentuk Kawasan Konservasi Perairan baru dan meningkatkan efektivitas pengelolaannya, (2) melaksanakan stock assessment untuk sumber daya perairan darat dan mengalokasikan dana sebesar USD 300 ribu di tahun 2020 untuk pelaksanaan stock assessment ini, dan (3) memperpanjang proyek "Peningkatan Sistem Peramalan Lautan untuk Mendukung Pengurangan Risiko Bencana Maritim" pada 2019-2024 dengan USD 121 Juta USD dari anggaran nasional.
Adapun delegasi Indonesia pada kegiatan OOC 2019 dipimpin oleh Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, R. Sjarief Widjaja dengan anggota delegasi di antaranya adalah wakil dari BMKG Dwi Budi Sutrisno dan Urip Haryoko, dari Koordinator Staf Khusus Satuan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara Ilegal Mas Achmad Santosa, Januar Dwi Putra, Stephanie PR, Juwana, dan unsur dari Kementerian Luar Negeri Todung Mulya Lubis dan Anggarini Sesotyonigtyas, dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Agus Dermawan, Toni Ruchimat, Sapta Putra Ginting, Ade Wiguna, Nur Yasin dan Imam Fitrianto, sedangkan dari Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut, Yan Prastomo Ardi dan Wisnu Wardana, Sekretariat Negara Mukhammad Fahrurozi dan Sekretariat Kabinet, Diana Irawati.