REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China berharap Inggris dapat mengonfirmasi 39 mayat yang ditemukan di sebuah truk kontainer memang betul warga China. Hingga kini China belum mengonfirmasi jenazah-jenazah tersebut adalah warganya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan, saat ini polisi Inggris masih belum dapat memverifikasi dan mengonfirmasi identitas mayat itu adalah warga China. Pernyataan itu pun dirilis Kedutaan Besar China di London.
"Polisi Inggris mengatakan mereka memverifikasi identitas jenazah dan saat ini tidak dapat memastikan mereka adalah warga China," kata Kedutaan Besar China di London dalam sebuah pernyataan, Jumat (25/10).
Pada Rabu lalu, kepolisian Essex menemukan 39 mayat di sebuah truk kontainer. Awalnya, kepolisian menduga truk itu berasal dari Bulgaria. Namun, tak lama berselang mereka meralatnya dan menyebut truk tersebut datang dari Belgia.
Seorang pejabat Belgia telah mengonfirmasi hal itu. Dia mengatakan truk tiba di pelabuhan Zeebruge pada Selasa (22/10) sore.
Sebanyak 39 mayat yang terdiri dari 31 pria dan delapan wanita itu diduga tewas setidaknya 10 jam setelah tiba di pelabuhan tersebut. Mereka terkurung di kontainer berpendingin dengan suhu minus 25 derajat Celsius.
Kepolisian Essex telah menangkap sopir truk. Dia teridentifikasi bernama Mo Robinson (25 tahun) asal Irlandia Utara. Dia tengah menjalani pemeriksaan intensif sehubungan dengan kasus tersebut.
Kepolisian Inggris dilaporkan telah melakukan penggerebekan di dua lokasi di Irlandia Utara. Hal itu dikabarkan merupakan pengembangan atas keterangan yang diperoleh dari Robinson.
Semua mayat yang ditemukan di kontainer diduga merupakan korban penyelundupan manusia. Inggris memang menjadi salah satu negara Eropa yang kerap menjadi tujuan imigran.