REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Seorang wali kota di Filipina tewas ditembak oleh orang tak dikenal, Jumat (25/10). Wali kota tersebut berada dalam daftar Presiden Filipina Rodrigo Duterte soal para pejabat daerah yang dicurigai terlibat jaringan narkoba
Insiden itu merupakan kasus penembakan terbaru pada kalangan tokoh terkemuka dalam perang yang dilancarkan Duterte terhadap perdagangan narkoba. Wali Kota kecil di pulau selatan Mindanao David Navarro sedang dibawa oleh polisi ke kantor kejaksaan di Cebu City di Filipina tengah ketika beberapa pria bersenjata menyergapnya dan para personel polisi yang mengawalnya.
Navarro ditangkap polisi pada Kamis (24/10) setelah ia dituduh melecehkan seorang tukang pijat di Cebu. Nama Navarro berada dalam daftar terbaru Duterte yang berisi para "politikus-narkoba". Daftar itu diluncurkan Duterte kepada publik pada Maret, menjelang pemilihan paruh waktu pada Mei 2019.
Kepolisian mengatakan mereka telah membunuh 6.700 pengedar narkoba dalam adu tembak selama perang terhadap narkoba. Perang tersebut mulai dilancarkan Duterte lebih dari tiga tahun lalu. Program Duterte itu menuai kecaman dari kelompok-kelompok pembela hak asasi manusia di dalam dan luar negeri.
Pada 14 Oktober, kepala kepolisian Filipina mengundurkan diri kurang dari satu bulan sebelum pensiun setelah ia dituduh terlibat dalam kejahatan "mendaur ulang" narkoba sitaan. Tuduhan itu bisa merongrong gerakan antinarkotika yang diusung pemerintah.