REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Polisi dan kelompok milisi Spanyol bentrok dengan pengunjuk rasa yang turun ke jalan-jalan Barcelona. Unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai ini berubah menjadi kerusuhan.
Pada Sabtu (26/10) sebanyak 350 ribu orang berkumpul di pusat kota Barcelona untuk menyuarkan aspirasi mereka menuntut kemerdekaan Katalunya. Massa kedua mulai berkumpul di sekitar markas polisi pada pukul 19.30 waktu setempat.
Dilansir dari the Guardian, Ahad (27/10) massa kedua itu diperkirakan sebesar 10 ribu orang. Rekaman video yang disiarkan televisi menunjukkan massa mulai melempari botol, bola dan peluru karet ke arah petugas polisi.
Massa kedua ini diorganisir oleh CDR, sebuah kelompok pro-kemerdekaan yang ingin aksi lebih tegas lagi. Mereka memilih aksi-aksi langsung seperti memotong jalur kereta dan memblokir jalan. Mereka juga mencoba untuk memaksa masuk ke gedung parlemen daerah.
Polisi membawa tameng dan senjata serta dibantu 20 mobil van anti huru-hara. Mereka mencoba membubarkan massa, memecah mereka menjadi dua kerumunan di sepanjang Via Laietana dekat markas polisi.
Dalam rekaman video yang diambil kantor berita Reuters menunjukkan polisi bersenjata tongkat berusaha menerobos massa. Sementara para pengunjuk rasa melempari polisi dengan batu dan suar api. Stasiun televisi 24h menyiarkan gambar polisi menarik pengunjuk rasa satu demi satu sebelum mereka kembali ke barisan.
Polisi membubarkan beberapa pengunjuk rasa melalui Gran Via. Salah satu pusat kota di mana beberapa pengunjuk rasa lari dari petugas bertongkat.
Beberapa proyekti ditembakan salah satunya terkena fotografer kantor berita Reuters. Fotografer itu di bawa ke rumah sakit setelah tertembak peluru karet di perutnya. Layanan Darurat Katalunya mengatakan petugas media merawat empat orang tidak ada satu pun dari mereka yang terluka serius.
Di Via Laietana pusat destinasi wisata Barcelona ada beberapa pengunjuk rasa muda yang mewarnai wajah mereka. Para demonstran itu melempari polisi anti huru-hara dengan botol plastik.