Senin 28 Oct 2019 10:22 WIB

Jejak Kehidupan Pemimpin ISIS yang Tewas Bunuh Diri

Al-Baghdadi menjadi simbol dari kepercayaan ISIS.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi
Foto: Reuters
Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Nama Abu Bakar al-Baghdadi kembali naik ke permukaan setelah Amerika Serikat (AS) menyatakan sosok pemimpin ISIS itu tewas dalam ledakan bom bunuh diri, Ahad (27/10). Dia menjabat posisi tinggi itu sejak enam tahun lalu.

Al-Baghdadi diperkirakan lahir di kota Samarra di Irak tengah pada 1971. Dia dikenal sebagai seorang siswa yang lemah dengan penglihatan yang buruk sehingga membuatnya tidak bisa masuk ke militer Irak.

Baca Juga

Setelah itu, al-Baghdadi memutuskan bergabung memimpin divisi Irak Alqaidah. Dia pun akhirnya memilih memisahkan diri untuk membentuk Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Dilansir di The Guardian, Senin (28/10), pada Juli 2014, tidak lama setelah ISIS mendirikan sebuah kekhalifahan di Irak dan Suriah, al-Baghdadi menyampaikan khotbah dari sebuah masjid di kota Mosul yang direbut Irak. Tampil tanpa kedok untuk pertama kalinya, dia menyatakan dirinya sebagai khalifah, sebutan pemimpin politik dan agama komunitas Muslim global.

Pernyataannya ditolak mentah-mentah oleh hampir semua otoritas agama Islam, tetapi kekhalifahannya menjadi magnet bagi ribuan pria dan wanita asing. Kelompok ini berusaha tidak hanya untuk mendapatkan wilayah agar bisa mengelolanya seperti negara, mereka pun membangun sistem peradilan, mengumpulkan pajak, dan menyediakan layanan publik.

photo
Pejuang perempuan Iran-Kurdi memegang senjata mereka saat pertempuran melawan kelompok ISIS di Bashiqa, dekat Mosul, Irak, 3 November 2016.

Al-Baghdadi terlihat di depan umum hanya pada satu kesempatan lain, video berdurasi 18 menit yang dirilis pada April tahun ini. Sejak 2016, dia menjadi buronan yang ditawarkan dengan hadiah 25 juta dolar AS bagi yang bisa menangkapnya

Selama pelarian sebagai buron, al-Baghdadi dilaporkan menderita luka serius dalam serangan udara selama bertahun-tahun. Bahkan sebelum terjadi serangan yang dilakukan AS, dia sempat dirumorkan telah terbunuh, hanya saja itu dapat ditampik dengan penampilannya dalam bentuk video dan audio.

Pada Maret tahun ini, ISIS menyerahkan kubu teritorial terakhirnya di kota Baghouz, sebuah serangan material yang mendalam dan simbolis. Serangan ini merampas kemampuan kelompoknya untuk mengklaim legitimasi sebagai kekhalifahan Islam.

Baca juga: Siapakah Abu Bakr Al Baghdadi?

Kekalahan tersebut mendorong penampilan publik pertama al-Baghdadi dalam lima tahun. Dalam sebuah video, dia mencoba memperkuat kepemimpinannya dalam menghadapi perbedaan pendapat dalam jajarannya dan untuk menunjukkan kelompok itu masih ada, meski tanpa wilayah.

Al-Baghdadi sebenarnya bukan hanya pemimpin operasional, dia menjadi simbol dari kepercayaan ISIS. Dia mengaku berasal dari suku yang sama dengan Nabi Muhammad, mengklaim sebagai keturunan cucu Nabi sehingga bisa menjadi alasan yang sah dalam memegang kepemimpinan umat Islam.

Trump mengatakan, al-Baghdadi meninggal dalam serangan pasukan khusus AS di tempat persembunyiannya di Suriah di provinsi Idlib di Suriah barat laut pada Sabtu malam (26/10). Dia melarikan diri ke terowongan buntu dan meledakkan rompi sebagai serangan bunuh diri yang juga mengorbakan tiga anaknya.

Tes DNA yang dilakukan di lapangan telah menunjukan hasil positif. Video yang diposting menunjukkan sebuah bangunan menjadi puing-puing, mayat-mayat berserakan di daerah itu, dan ceruk yang dalam di tanah.

photo
Warga melihat reruntuhan rumah di Desa Barisha, Idlib, Suriah setelah operasi militer AS yang menargetkan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, Ahad (27/10).

Sebelum serangan itu terjadi, al-Baghdadi bersembunyi di Suriah timur di sepanjang perbatasan dengan Irak. Dia dikatakan telah menggunakan langkah-langkah luas untuk menghindari pengawasan, tidak pernah menggunakan ponsel, sering berganti rumah, dan menghindari bepergian dengan konvoi yang mungkin menarik perhatian.

Beberapa orang menduga al-Baghdadi berada di Idlib karena provinsi itu sebagian besar dikendalikan oleh Hayat Tahrir al-Sham, sebuah milisi Islam yang menentang ISIS. Kelompok itu telah diketahui memburu dan mengeksekusi anggota yang diduga ISIS.

Beberapa kalangan berspekulasi menyatakan, al-Baghdadi mungkin baru tiba. Dia melarikan diri dari serbuan Turki baru-baru ini di timur laut negara itu, dan kemajuan pengamanan yang dibuat oleh tentara Suriah dan Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement