Selasa 29 Oct 2019 02:47 WIB

Amerika Serikat akan Merilis Video Penggerebekan Baghdadi

Diyakini terdapat rekaman yang menggambarkan serangan udara ke kamp kelompok ISIS.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Gita Amanda
Warga melihat reruntuhan rumah di Desa Barisha, Idlib, Suriah setelah operasi militer AS yang menargetkan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, Ahad (27/10).
Foto: AP Photo/Ghaith Alsayed
Warga melihat reruntuhan rumah di Desa Barisha, Idlib, Suriah setelah operasi militer AS yang menargetkan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, Ahad (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa pihaknya kemungkinan besar akan merilis video penggerebekan di Suriah. Di mana dalam penyerangan tersebut, salah satu pemimpin kelompok  ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi dikabarkan meninggal.

Dalam video tersebut, diyakini terdapat rekaman yang menggambarkan serangan udara ke kamp kelompok ISIS. Bahkan, mungkin saja terdapat rekaman dari kamera yang dipasang di tentara Amerika Serikat yang menunjukkan proses penyerbuan ke kamp tersebut.

Baca Juga

"Kami sedang memikirkannya. Kami mungkin (merilis video penyerbuan). Kami dapat mengambil bagian (video) tertentu dan merilisnya," ujar Trump kepada wartawan sebelum terbang ke Chicago.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump mengatakan pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi meninggal akibat serangan pasukan khusus AS di barat laut Suriah pada akhir pekan kemarin. Dalam pidatonya di Gedung Putih, ia menuturkan Baghdadi tewas setelah berusaha kabur dan terjebak hingga akhirnya meledakkan rompi bunuh diri.

Operasi khusus AS itu juga, paparnya, turut menewaskan banyak anggota ISIS lainnya. Termasuk tiga anak dari Baghdadi.

"Dia (Baghdadi) meninggal setelah berlari di bawah terowongan jalan buntu, merintih, menangis, dan menjerit sepanjang jalan," ujar Trump, Ahad (27/10).

Para pemimpin negara lainnya juga menyambut kematian Baghdadi yang meninggal dalam penyerbuan oleh pasukan khusus AS. Tetapi mereka mengatakan bahwa kampanye untuk melawan kelompok ISIS belumlah berakhir.

“Kami akan bekerja dengan mitra koalisi kami untuk mengakhiri pembunuhan, kegiatan biadab di Daesh (Negara Islam) sekali dan untuk semua,” ujar Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Sementara itu, Juru bicara Kremlin (Rusia) Dmitry Peskov menolak mengatakan jika Amerika Serikat telah memberi tahu pihaknya tentang operasi itu sebelumnya. Namun, ia menambahkan bahwa Rusia siap melakukan pembicaraan dengan AS terkait pemberantasan terorisme.

"Jika informasi ini dikonfirmasi, kita dapat berbicara tentang kontribusi serius dari Presiden Amerika Serikat untuk memerangi terorisme internasional,” ujar Peskov.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement