REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Surat kabar Amerika Serikat (AS) Washington Post menghadapi kritik tajam atas judul yang diberikan dalam pemberitaan kematian Abu Bakar al-Baghdadi. Media itu memberi sebutan untuk pemimpin ISIS itu dengan panggilan 'cendekiawan agama yang keras', Ahad (27/10).
Panggilan tersebut pun memicu serangkaian kritik dari banyak pihak. Washington Post kemudian memutuskan mengubah judul artikelnya dengan menyebut al-Baghdadi sebagai pemimpin ekstremis.
Wakil presiden komunikasi Washington Post Kristine Coratti Kelly mengatakan, tajuk utama yang dirilis harusnya tidak pernah tertulis seperti itu. "Seharusnya tidak pernah terbaca seperti itu dan kami mengubahnya dengan cepat," ujarnya dikutip dari BBC, Selasa (29/10).
Atas kritik dan ejekan yang masuk, Washington Post pun mengganti dengan sebutan yang dinilai lebih tepat. Media ini menetapkan judul Abu Bakr al-Baghdadi, Pemimpin Ekstrimis ISIS, Meninggal pada Usia 48.
Versi pertama tajuk Washington Post menyebut al-Baghdadi sebagai 'pemimpin teroris' sebelum diubah menjadi 'cendekiawan agama yang keras di pucuk pimpinan ISIS'. Keputusan ini justru menimbulkan masalah di media sosial dengan hajaran kritik.
Banyak pengguna media sosial mengambil kesempatan untuk mengolok-olok tajuk utama media yang didirikan pada 1877 ini. Mereka menggunakan tagar #WaPoDeathNotices, dengan beberapa contoh pemberian judul atas berita kematian tokoh-tokoh terkenal dari sejarah.
"Adolf Hitler, pencinta seni yang berdedikasi, aktivis hak-hak binatang, dan orator berbakat, meninggal pada usia 56," tulis salah satu pengguna.
Pengguna Twitter lain menyatakan "Ted Bundy, periset yang teliti, figur karismatik, dan penggila Polaroid, meninggal pada usia 42". Akun tersebut merujuk pada pembunuh berantai yang terkenal di AS.
Al-Baghdadi meninggal dalam serangan pasukan khusus AS di tempat persembunyiannya di Suriah di provinsi Idlib di Suriah barat laut pada Sabtu malam. Dia melarikan diri ke terowongan buntu dan meledakkan rompi sebagai serangan bunuh diri yang mengorbankan tiga anaknya. Tes DNA yang dilakukan di lapangan telah menunjukkan hasil positif.