REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berencana mengalihkan dana keperluan sipil ke bidang militer. Hal itu dilakukan agar negaranya memiliki dana memadai untuk menghadapi ancaman Iran.
“Untuk menjadi kuat secara militer, kita sekarang harus mengalihkan dana dari wilayah sipil ke wilayah militer,” ujar Netanyahu dalam pidatonya, Senin (28/10).
Dia tak menyebut berapa dana yang hendak dialihkan ke bidang militer. Namun, seorang pejabat Israel mengungkapkan pengalihan anggaran itu tak dapat dilakukan tahun ini.
“Sampai anggaran (2020) disahkan, tidak ada perubahan yang dapat dilakukan untuk pengeluaran. Anggaran pada masa mendatang harus memperhitungkan perpindahan dana,” ujarnya.
Netanyahu menuding Iran hendak menyerang negaranya. Menurut dia, Teheran sedang mencari cara meluncurkan rudal presisi ke Israel dari Yaman.
“Iran ingin mengembangkan rudal yang dipandu dengan presisi yang dapat mencapai target apa pun di Israel dalam jarak lima hingga 10 meter,” ujarnya.
Netanyahu mengungkapkan Iran ingin memanfaatkan beberapa negara sebagai tempat untuk melancarkan serangan ke Israel. “Iran berharap menggunakan Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman sebagai pangkalan untuk menyerang Israel dengan rudal statistik dan rudal yang dipandu dengan presisi. Itu bahaya besar, sangat besar,” ucapnya.
Dia juga mencurigai Iran sedang berupaya mereparasi gudang senjata roket milik kelompok Hizbullah di Lebanon dengan sistem panduan presisi. “Mereka juga berusaha mengembangkan itu dan sudah mulai menempatkannya di Yaman, dengan tujuan menjangkau Israel dari sana juga,” katanya.