REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Pemerintah India secara resmi akan membagi wilayah Jammu-Kashmir menjadi dua wilayah federal pada Kamis (31/10). Hal itu menjadi upaya India memperkuat kontrolnya atas wilayah yang disengketakan dengan Pakistan tersebut.
“Ada tiga bagian dari cerita ini, Jammu, Kashmir, dan Ladakh. Masalahnya terbatas pada Kashmir dan itu terlalu sedikit distrik. Mengapa negara bagian lainnya harus menderita,” kata seorang pejabat tinggi India yang terlibat dalam strategi politik untuk menangani Kashmir.
Pada Kamis esok India akan melantik G.C. Murmu, seorang birokrat dari Negara Bagian Gujarat sebagai letnan gubernur pertama dari wilayah persatuan Jammu-Kashmir. India juga telah menunjuk Radha Krishna Mathur untuk menjabat sebagai letnan gubernur Ladakh.
Ladakh adalah wilayah dataran tinggi yang didominasi umat Buddha. Ladakh kerap bergolak karena berusaha melepaskan diri dari Kashmir. Masyarakat di sana menilai, kekacauan di Kashmir telah merusak prospek pertumbuhan ekonomi mereka. Itu menjadi alasan utama mereka ingin memisahkan diri.
Pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi berharap meningkatkan investasi pariwisata dan infrastruktur di Ladakh. Sementara di wilayah Jammu yang didominasi Hindu, ada harapan bahwa pengambilalihan oleh pemerintah federal akan mengarah pada pembangunan serta mengalihkan fokus dari lembah Kashmir, tempat pemberontakan berpusat.
India mencabut status khusus Kashmir pada 5 Agustus lalu. Langkah itu segera memicu aksi protes dan demonstrasi. Masyarakat di sana menolak status khusus dicabut karena khawatir dapat mengubah komposisi demografis Kashmir yang mayoritas penduduknya adalah Muslim.
Guna meredam demonstrasi, India mengerahkan pasukan ke sana. Jaringan televisi dan telekomunikasi, termasuk internet, sempat diputus. Tak hanya itu, India pun mendirikan pos jaga serta memberlakukan jam malam. Kashmir diisolasi dari dunia luar.
Pencabutan status khusus Jammu-Kashmir oleh India turut diprotes Pakistan. Ia memutuskan menurunkan level hubungan diplomatiknya dengan India. Islamabad pun membekukan semua aktivitas perdagangannya dengan New Delhi.
Sejak merdeka dari Inggris pada 1947, Kashmir terpecah dua, dua per tiga di antaranya dikuasai India, sementara sisanya milik Pakistan. Wilayah itu kemudian dipisahkan dengan garis LoC. Perselisihan akibat sengketa Kashmir telah membuat India dan Pakistan tiga kali berperang, yakni pada 1948, 1965, dan 1971.