REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa UNESCO menetapkan 66 kota di dunia sebagai kota kreatif, Rabu (30/10). Kota Ambon termasuk kota terbaik di bidang musik sebab membawa kontribusi nyata yang kreatif.
Dilansir situs resmi UNESCO, Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay mengatakan, Kota Kreatif UNESCO membawa kontribusi nyata untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui pemikiran dan tindakan inovatif. Melalui komitmen masing-masing, kota-kota di seluruh dunia telah memperjuangkan tindakan pembangunan berkelanjutan yang secara langsung bermanfaat bagi masyarakat di tingkat perkotaan.
"Di seluruh dunia, kota-kota ini, masing-masing dengan caranya sendiri, menjadikan budaya pilar, bukan aksesori, dari strategi mereka. Ini mendukung inovasi politik dan sosial dan sangat penting bagi generasi muda," ujar Azoulay.
Kota-kota tersebut membentuk bagian dari jaringan kota yang berasal dari semua benua dan wilayah dengan tingkat pendapatan dan populasi yang berbeda. Mereka bekerja bersama menuju misi bersama, yakni menempatkan kreativitas dan ekonomi kreatif sebagai inti dari rencana pembangunan perkotaan untuk membuat kota-kota lebih aman, ulet, inklusif dan berkelanjutan, sejalan dengan Agenda PBB 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Dengan ditetapkan 66 kota kreatif baru, maka UNESCO kini memiliki 246 Jaringan Kota Kreatif. Berikut daftar 66 Kota Kreatif berdasarkan bidangnya masing-masing.
Afyonkarahisar (Turki) - Gastronomi
Ambon (Indonesia) - Musik
Angouleme (Prancis) - Sastra
Aregua (Paraguay) - Kerajinan dan Seni Rakyat
Arequipa (Peru) - Gastronomi
Asahikawa (Jepang) - Desain
Ayacucho (Peru) - Kerajinan dan Seni Rakyat
Baku (Azerbaijan) - Desain
Ballarat (Australia) - Kerajinan dan Seni Rakyat
Bandar Abbas (Iran [Republik Islam]) - Kerajinan dan Seni Rakyat
Bangkok (Thailand) - Desain
Beirut (Lebanon) - Sastra
Belo Horizonte (Brasil) - Gastronomi
Bendigo (Australia) - Gastronomi
Bergamo (Italia) - Gastronomi
Biella (Italia) - Kerajinan Tangan dan Seni Rakyat
Caldas da Rainha (Portugal) - Kerajinan dan Seni Rakyat
Kota Cebu (Filipina) - Desain
Essaouira (Maroko) - Musik
Exeter (Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara) - Sastra
Fortaleza (Brasil) - Desain
Hanoi (Vietnam) - Desain
Havana (Kuba) - Musik
Hyderabad (India) - Gastronomi
Jinju (Republik Korea) - Kerajinan dan Seni Rakyat
Kargopol (Federasi Rusia) - Kerajinan dan Seni Rakyat
Karlsruhe (Jerman) - Media Arts
Kazan (Federasi Rusia) - Musik
Kırşehir (Turki) - Musik
Kuhmo (Finlandia) - Sastra
Lahore (Pakistan) - Sastra
Leeuwarden (Belanda) - Sastra
Leiria (Portugal) - Musik
Lliria (Spanyol) - Musik
Mérida (Meksiko) - Gastronomi
Metz (Prancis) - Musik
Muharraq (Bahrain) - Desain
Mumbai (India) - Film
Nanjing (Cina) - Sastra
Odessa (Ukraina) - Sastra
Overstrand Hermanus (Afrika Selatan) - Gastronomi
Port of Spain (Trinidad dan Tobago) - Musik
Portoviejo (Ekuador) - Gastronomi
Potsdam (Jerman) - Film
Queretaro (Meksiko) - Desain
Ramallah (Palestina) - Musik
San Jose (Kosta Rika) - Desain
Sanandaj (Iran [Republik Islam]) - Musik
Santiago de Cali (Kolombia) - Media Arts
Santo Domingo (Republik Dominika) - Musik
Sarajevo (Bosnia dan Herzegovina) - Film
Sharjah (Uni Emirat Arab) - Kerajinan dan Seni Rakyat
Slemani (Irak) - Sastra
Sukhothai (Thailand) - Kerajinan dan Seni Rakyat
Trinidad (Kuba) - Kerajinan dan Seni Rakyat
Valladolid (Spanyol) - Film
Valledupar (Kolombia) - Musik
Valparaíso (Chili) - Musik
Veszprem (Hongaria) - Musik
Viborg (Denmark) - Media Arts
Viljandi (Estonia) - Kerajinan dan Seni Rakyat
Vranje (Serbia) - Musik
Wellington (Selandia Baru) - Film
Wonju (Republik Korea) - Sastra
Wrocław (Polandia) - Sastra
Yangzhou (Cina) - Gastronomi