Kamis 31 Oct 2019 16:40 WIB

Kebakaran Kereta di Pakistan Tewaskan 65 Orang

Kebakaran kereta akibat ledakan kompor gas yang menghancurkan setidaknya tiga gerbong

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Israr Itah
Para petugas menyelamatkan para korban kereta yang terbakar di dekat Rahim Yar Khan, Pakistan, Kamis (31/10).  EPA-EFE/STRINGER
Foto: EPA-EFE
Para petugas menyelamatkan para korban kereta yang terbakar di dekat Rahim Yar Khan, Pakistan, Kamis (31/10). EPA-EFE/STRINGER

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Sebuah kereta yang tengah menempuh perjalanan dari Karachi ke Rawalpindi, Pakistan, terbakar pada Kamis (31/10). Sedikitnya 65 orang dilaporkan tewas dalam musibah tersebut.

Kebakaran kereta akibat ledakan kompor gas yang menghancurkan setidaknya tiga gerbong. “Dua kompor meledak ketika orang sedang memasak sarapan. Keberadaan minyak tanah dengan para penumpang di kereta yang bergerak semakin menyebarkan api,” ujar Menteri Perkeretaapian Pakistan Sheikh Rashid Ahmed.

Baca Juga

Menurut dia, banyaknya korban tewas tidak hanya akibat kebakaran yang dengan cepat menjalar. Tak sedikit dari penumpang yang panik memutuskan melompat dari kereta. “Sebagian besar kematian terjadi karena orang-orang yang turun dari kereta,” katanya.

Hal itu dikonfirmasi oleh sejumlah penumpang yang berhasil selamat. “Orang-orang melompat, beberapa dari mereka terbakar,” kata seorang saksi.

Musibah tersebut turut menyebabkan puluhan penumpang terluka. Mereka segera dilarikan ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan. Sementara penumpang yang selamat dan tak mengalami luka apa pun, melanjutkan perjalanannya dengan kereta lain yang disiapkan otoritas Pakistan.

Penumpang yang membawa kompor gas mini ke dalam kereta adalah masalah umum yang dihadapi otoritas perkeretaapian Pakistan. Hal itu sebenarnya dilarang, tapi banyak warga yang menyepelekan atau tak mengindahkan peraturan tersebut.

Namun selain itu, Pakistan sebenarnya menghadapi problem lain terkait keselamatan, yakni infrastruktur kereta api mereka yang telah uzur. Jaringan yang digunakan dibangun pada era kolonial. Kondisi diperburuk dengan minimnya pemeliharaan.

Pada 2005, terjadi kecelakaan kereta beruntun di sebuah stasiun di Provinsi Sindh. Dua kereta saling beradu dan kereta ketiga menabrak puing-puing kecelakaan. Peristiwa itu menyebabkan sekitar 130 orang tewas. 

sumber : REUTERS
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement