Ahad 03 Nov 2019 03:10 WIB

Serangan Bom Mobil di Perbatasan Turki-Suriah, 13 Tewas

Insiden terjadi di lokasi yang seharusnya merupakan zona aman.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Pasukan Turki memasuki wilayah Manbij, Suriah, Ahad (14/10). Manbij merupakan wilayah Kurdi yang ditinggalkan oleh Pasukan AS.
Foto: Ugur Can/DHA via AP
[ilustrasi] Pasukan Turki memasuki wilayah Manbij, Suriah, Ahad (14/10). Manbij merupakan wilayah Kurdi yang ditinggalkan oleh Pasukan AS.

REPUBLIKA.CO.ID, TAL ABYAD -- Serangan bom mobil di perbatasan Turki dan Suriah menewaskan 13 orang. Insiden terjadi di lokasi yang seharusnya merupakan zona aman antara Kota Tal Abyad di Turki dan Kota Ras al-Ain di Suriah.

Kementerian Pertahanan Turki mengumumkan korban tewas serta adanya 20 orang yang cedera. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menyampaikan, pejuang pro-Turki dan warga sipil termasuk di antara korban.

Baca Juga

"Kami mengutuk serangan tidak manusiawi dari teroris PKK/YPG terhadap warga sipil tak berdosa di Tal Abyad yang kembali ke rumah dan tanah mereka sebagai hasil dari Operasi Musim Semi Perdamaian," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Turki.

Turki menganggap Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) sebagai kelompok teroris karena berhubungan dengan pemberontak Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Turki tenggara. Belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu.

Kota timur laut itu telah menjadi saksi sejumlah pertempuran terberat sejak operasi militer Turki bulan lalu. Militer melawan kelompok bersenjata YPG yang sudah bertahun-tahun bersekutu dengan Amerika Serikat memerangi ISIS.

Pada 9 Oktober, beberapa waktu setelah keputusan mendadak Presiden Donald Trump untuk menarik pasukan AS, Turki dan gerilyawan sekutu Suriah melancarkan operasi lintas perbatasan. Mereka menguasai sekitar 120 km tanah Tal Abyad.

Turki dan AS lantas sepakat menetapkan zona aman perbatasan Kota Tal Abyad di Turki dan Kota Ras al-Ain di Suriah pada 17 Oktober. Kesepakatan melibatkan gencatan senjata dan penarikan penuh pasukan bersenjata YPG dari area itu.

Pasukan Turki dan Rusia pertama kali melakukan patroli darat bersama dengan kendaraan lapis baja pada Jumat (1/11). Hal itu tetap dilakukan berdasarkan kesepakatan Turki-AS yang mengharuskan YPG menjauh dari perbatasan, dikutip dari laman Aljazirah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement