REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Seorang pejabat senior ISIS, yang bertanggung jawab atas kamp-kamp pelatihan kelompok teror, ditangkap di Provinsi Osmaniye selatan Turki. Hal ini disampaikan melalui pernyataan Kementerian Dalam Negeri Turki pada Ahad (3/11) waktu setempat dilansir Anadolu Agency, Senin (4/11).
Penangkapan itu terjadi setelah digelar operasi nasional terhadap ISIS. Total tujuh orang pejabat senior ISIS yang ditangkap termasuk seorang operator senior ISIS yang bertanggung jawab atas kamp pelatihan kelompok teror di mana hampir 1.500 sampai 2.000 orang dilatih setiap tahun.
Di antara para tersangka juga ada dua operator lain yang bertugas memasok senjata, peralatan, dan menyediakan logistik serta mengirim warga negara asing ke daerah konflik.
Sejak mengakui ISIS sebagai kelompok teroris pada 2013, Turki telah berkali-kali diserang ISIS, termasuk dalam 10 pemboman bunuh diri, tujuh pemboman, dan empat serangan bersenjata yang menewaskan 315 orang dan melukai ratusan lainnya.
Menanggapi serangan ini, Turki pun meluncurkan operasi anti-teror di dalam dan luar negeri, menetralisir 3.500 teroris ISIS dan menangkap 5.500. Meski begitu, operasi tersebut menuai pro-kontra beberapa negara menolaknya dan sebagian lain mendukung.
Abu Bakar al-Baghdadi, orang yang memimpin kelompok teror ISIS diumumkan tewas dalam serangan pada malam hari yang dilancarkan AS di Suriah barat laut. Kematiannya diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada Ahad (27/10) waktu setempat.
Di bawah Baghdadi, ISIS menyebar ke berbagai bagian Irak dan Suriah mulai 2013, hingga akhirnya mengklaim pembentukan "kekhalifahan" di wilayah itu karena merencanakan dan melakukan serangan mengerikan yang melampaui benteng teritorial utamanya.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan pembunuhan pemimpin gerombolan kelompok teror ISIS menandai titik balik untuk melawan terorisme.
Dia menambahkan, Turki akan terus mendukung upaya anti-teror seperti yang telah dilakukan di masa lalu. "Setelah membayar harga paling mahal dalam perang melawan ISIS Daesh, PKK/YPG, dan organisasi teroris lainnya, Turki menyambut perkembangan ini," tegasnya.