Senin 04 Nov 2019 17:39 WIB

Hadapi Ancaman Resesi, Jokowi Ajak ASEAN Plus 3 Lebih Solid

Resesi diperparah dengan meningkatnya proteksionisme dan perang dagang.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) mengikuti KTT ke-22 ASEAN Plus Three (APT) di Bangkok, Thailand, Senin (4/11/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) mengikuti KTT ke-22 ASEAN Plus Three (APT) di Bangkok, Thailand, Senin (4/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak negara-negara anggota ASEAN Plus Three (APT) untuk lebih solid dalam menghadapi ancaman resesi ekonomi dunia. Bagi Jokowi, APT yang beranggotakan negara ASEAN ditambah Jepang, Cina, dan Korea Selatan, memiliki modal yang kuat untuk bertahan dari ancaman perlambatan ekonomi global.

"Lebih dari dua dekade, APT solid menghadapi tantangan. Dari mekanisme penguatan cadangan devisa hingga ketahanan pangan dan dari mekanisme respons tanggap darurat bencana hingga deteksi awal krisis ekonomi," kata Jokowi dalam KTT ke-22 APT yang berlangsung di Bangkok, Thailand, Senin (4/11).

Baca Juga

Jokowi menganggap APT merupakan jangkar stabilitas keamanan dan kesejahteraan di kawasan. Bahkan ke depan, kata Presiden Jokowi, tantangan yang dihadapi kawasan akan semakin besar, rivalitas geopolitik dan geoekonomi semakin meruncing. Lebih lanjut Presiden Jokowi mengingatkan bahwa tantangan keamanan tradisional dan nontradisional semakin meningkat.

"Ancaman resesi ekonomi menghantui negara di kawasan. Situasi tersebut diperparah dengan meningkatnya proteksionisme dan ketidakpastian penyelesaian perang dagang," kata Jokowi.

Untuk menyikapi dinamika tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan dua hal yaitu pentingnya memperkuat saling percaya dan pentingnya solidaritas dalam menghadapi bencana. Demi memperkuat saling percaya, Presiden Jokowi berharap agar soliditas negara APT diperkuat.

"Strategic Trust harus dikokohkan, rasa saling percaya harus terus dipupuk, habit of dialogue harus terus dikedepankan," kata Presiden.

Jokowi juga menyampaikan bahwa solidaritas dalam menghadapi bencana juga sangat penting karena kawasan Asia Timur menghadapi tantangan yang sama, yaitu rentan terhadap bencana alam. Bahkan kerugian akibat bencana di kawasan kita pada tahun 2016 misalnya, tercatat sebesar 91 miliar dolar AS.

"Dalam hal ini, saya tegaskan kembali pentingnya bersinergi memperkuat ketahanan finansial menghadapi bencana, termasuk dengan mengembangkan pembiayaan dan asuransi untuk risiko bencana," katanya.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi menyambut baik inisiatif pembiayaan risiko bencana dan upaya pemulihan cepat pascabencana melalui Fasilitas Asuransi Risiko Bencana Asia Tenggara (SEADRIF). Selain dihadiri pemimpin negara-negara ASEAN, KTT APT ini dihadiri oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, dan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement