Selasa 05 Nov 2019 04:55 WIB

Turki akan Kirim Milisi ISIS ke Negara Asal

Turki mengecam pendekatan negara Eropa dalam mengatasi masalah tahanan ISIS.

Warga melihat reruntuhan sebuah van yang hancur di dekat desa Barisha, Idlib, Suriah setelah operasi militer AS yang menargetkan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, Ahad (27/10).
Foto: AP/Ghaith Alsayed
Warga melihat reruntuhan sebuah van yang hancur di dekat desa Barisha, Idlib, Suriah setelah operasi militer AS yang menargetkan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, Ahad (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu akan mengirim para anggota ISIS yang menjadi tahanan kembali ke negara masing-masing walaupun kewarganegaraan mereka sudah dicabut, Senin (4/11).

Ia juga juga mengecam pendekatan yang diambil negara-negara Eropa dalam menangani masalah tahanan ISIS. Turki bulan lalu melancarkan serangan ke Suriah timur laut dengan mengincar kelompok milisi YPG Kurdi.

Baca Juga

Serangan Turki digelar setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan menarik pasukannya dari kawasan itu. Langkah AS tersebut telah mengundang kekhawatiran dari kalangan luas menyangkut nasib para anggota ISIS yang menjadi tahanan di tempat tersebut.

Turki, yang menganggap YPG sebagai kelompok teroris bersama kelompok milisi Kurdi pemberontak di wilayahnya, telah menepis kekhawatiran tersebut dan lanjut memerangi ISIS bersama sekutu-sekutunya. Turki juga telah berkali-kali mendesak negara Eropa membawa pulang para warganya yang berperang bersama kalangan garis keras.

Ketika berbicara kepada para wartawan, Menlu Soylu menegaskan Turki akan mengirim pulang para petempur ISIS yang ditahan ke negara-negara asal mereka meski kewarganegaraan mereka telah dicabut. "Kita akan mengirim mereka yang ada di tangan kita untuk kembali, tapi dunia sekarang sudah punya metode baru: mencabut kewarganegaraan mereka," kata Soylu.

Turki pada akhir pekan memperingatkan akan mengirim pulang para anggota ISIS yang ditangkap Turki ke negara-negara tempat mereka berasal. Pada saat yang sama, Turki juga menyatakan keluhan atas sikap Eropa yang dianggapnya lambat bertindak dalam menangani masalah tersebut.

"Mereka mengatakan (para petempur) tersebut harus diadili di tempat mereka ditangkap. Aturan ini menjadi bentuk baru hukum internasional, sepertinya. Tidak mungkin kami menerima aturan ini. Kita akan kirim balik anggota-anggota ISIS yang kita tahan ke negara-negara mereka sendiri, tak peduli jika negara-negara itu mencabut kewarganegaraan mereka," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement