REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH --- Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerahkan memo pemilihan kepada kepala Komisi Pemilihan Umum Pusat. Seperti dilansir Xinhua pada Selasa (5/11) seorang anggota partai Fatah, Sabri Saidam mengatakan di sebuah stasiun radio resmi Voice of Palestine bahwa memo itu akan dikirim ke faksi-faksi politik di Jalur Gaza.
Memo itu harus ditandatangani sebelum pemilihan berlangsung. Dalam memo itu Abbas menggarisbawahi komitmen terhadap undang-undang pemilu 2007 dan mengadakan pemilihan di Yerusalem Timur. Saidam mengatakan memo itu telah dikirim ke semua faksi di Tepi Barat.
Ketua komisi pemilihan umum, Hanna Nasser tiba di Gaza pada Selasa (5/11) dalam kunjungan ketiganya untuk 10 hari persiapan mengadakan pemilu di Palestina. Menurut Saidam, faksi-faksi Palestina yang terlibat dalam pemilihan harus menyatakan komitmen mereka kepada Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan menghormati kewajiban PLO.
Sementara kantor berita resmi Palestina Wafa melaporkan bahwa Abbas setuju pemilihan presiden diadakan beberapa bulan setelah pemilihan parlemen.
Pemilihan parlemen terakhir kali berlangsung di wilayah Palestina pada 2006, di mana Hamas memenangkan mayoritas, sementara Abbas terpilih sebagai presiden Palestina pada 2005. Sementara itu Hamas menegaskan bahwa Palestina tak takut dengan ancaman yang terus menerus datang dari Israel. “Ancaman Israel yang tak menggoyahkan warga Palestina di Gaza. Penduduk Israel gagal mematahkan tekad dan ketabahan Palestina,” kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum dalam sebuah pernyataan. Hamas juga menegaskan tak akan pernah mengabaikan tugasnya melindungi rakyat dan tanah Palestina.
“Pendudukan Israel tidak akan pernah mempengaruhi semangat tinggi rakyat Palestina melalui propagandanya. Sebaliknya, itu akan menjadi motif bagi Palestina untuk merangkul opsi perlawanan,” katanya.