Kamis 07 Nov 2019 17:39 WIB

Taiwan Bersiap Hadapi Serangan Militer Cina

Taiwan memprediksi Cina akan menggunakan konflik militer untuk melawan negaranya.

Red: Nur Aini
Peta Taiwan.
Foto: Chinamaps.info/ca
Peta Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu menyatakan, Cina dapat menggunakan konflik militer untuk melawan Taiwan. Cara tersebut digunakan mengingat Beijing sedang mengalami masalah ekonomi dalam perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

"Jika stabilitas internal adalah masalah yang sangat serius, atau perlambatan ekonomi telah menjadi masalah yang sangat serius bagi para pemimpin top untuk ditangani, itu adalah kesempatan yang harus kita hadapi sangat berhati-hati," kata Wu, Rabu (7/11).

Baca Juga

"Kami butuh mempersiapkan situasi paling buruk yang akan datang...konflik militer," ujarnya.

Ekonomi Cina meskipun masih tumbuh, diperkirakan akan melambat ke level paling rendah selama 30 tahun tahun ini. Hal itu akan menjadi tantangan yang berat bagi Beijing dalam meningkatkan stimulus untuk menjaga pertumbuhan yang telah menjadi dasar legitimasi politik Partai Komunis Cina.

Wu mengatakan, situasi ekonomi di Cina dalam kondisi baik saat ini. Namun, ia mendesak negara-negara lain untuk memperhatikan apa yang dia lihat sebagai masalah di sana, seperti pengangguran dan ketidakpuasan rakyat.

"Mungkin Xi Jinping sendiri dipertanyakan legitimasinya, dengan tidak mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Cina," kata Wu, merujuk pada presiden Cina.

Untuk menutupi celah itu, Wu mengatakan, Cina perlu mengalihkan pada masalah lain. Untuk itu, mereka akan mengambil tindakan eksternal. Agresi militer Cina yang berkembang di kawasan itu telah menjadi sumber ketegangan "sangat serius" yang memengaruhi banyak negara. Meski begitu, Wu mengatakan, Taiwan berusaha apa pun yang bisa dilakukan untuk memastikan perdamaian di Selat.

"Kami tentu berharap Taiwan dan Cina dapat hidup bersama secara damai, tetapi, kami juga melihat ada masalah yang disebabkan oleh Cina, dan kami akan mencoba mengatasinya," ujar Wu.

Taiwan telah kehilangan tujuh sekutu diplomatik sejak Presiden Tsai Ing-wen mulai menjabat pada 2016. Beijing mencurigai Tsai mendorong kemerdekaan resmi pulau itu, yang telah diperingatkan Xi akan mengarah pada bencana besar.

Wu menyatakan, telah melihat lima negara mengalihkan hubungan diplomatik ke China. Banyak perusahaan global untuk mengubah deskripsi tentang Taiwan karena masalah dengan Beijing.

Cina, menurut Wu, dapat merebut lebih banyak dari 15 sekutu diplomatik Taiwan yang tersisa dalam upaya untuk mempengaruhi pemilihan. Taiwan akan mengadakan pemilihan pemimpin pada Januari tahun depan dan Tsai pun ikut kembali dalam kompetisi tersebut.

"Kami bekerja sama dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain yang berpikiran sama untuk memastikan pergantian hubungan diplomatik tidak terjadi lagi," ujar Wu.

Saat mendekati pemilihan presiden Taiwan, Cina telah meningkatkan kampanye untuk menyatukan kembali Taiwan dengan negara tersebut. Beijing pun mengusir beberapa sekutu diplomatik Taiwan dan menerbangkan patroli pembom reguler di sekitarnya. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement