Sabtu 09 Nov 2019 11:07 WIB

Pemerintah Mesir Disebut Sengaja Bunuh Muhamad Mursi

Muhammad Mursi meninggal pada saat menjalani persidangan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Mantan presiden Mesir, Muhammad Mursi berada di dalam penjara.
Foto: Reuters
Mantan presiden Mesir, Muhammad Mursi berada di dalam penjara.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kematian mantan presiden Mesir Muhamad Mursi disebut tampak seperti pembunuhan sewenang-wenang yang dilakukan negara. Dia meninggal pada Juni lalu saat sedang menjalani persidangan. 

Pelapor khusus PBB tentang pembunuhan di luar hukum Agnes Callamard dan kelompok kerja PBB tentang penahanan sewenang-wenang melaporkan selama ditahan di penjara oleh otoritas Mesir, Mursi diperlakukan tak manusiawi. Dia ditempatkan di sel isolasi 23 jam sehari. 

Baca Juga

Mursi tak diperkenankan bertemu tahanan lain. "Dia tak diizinkan mengakses buku, jurnal, bahan tulis, atau radio," kata Callamard pada Jumat (8/11), dilaporkan laman Anadolu Agency. 

Saat di penjara, kondisi kesehatan Mursi pun terus menurun. Dia diketahui menderita diabetes dan tekanan darah tinggi. Tapi Mursi tak diperkanankan berobat atau mengakses layanan kesehatan. 

"Dia semakin kehilangan penglihatan di mata kirinya, koma diabetes berulang, dan pingsan berulang kali. Dari ini, dia menderita kerusakan gigi dan infeksi gusi yang signifikan," ujar Callamard. 

Selain itu, masih ada beberapa perlakuan tak layak lainnya terhadap Mursi. "Kematian Mursi setelah mengalami kondisi itu bisa berarti pembunuhan sewenang-wenang yang disetujui negara," kata Callamard. 

Mursi meninggal pada 17 Juni lalu saat sedang menjalani persidangan. Di ruang sidang, dia sempat pingsan. Beberapa saat kemudian, dia dinyatakan meninggal.

Terdapat enam dakwaan yang harus dihadapi Mursi dalam persidangan itu, antara lain pembunuhan dan mata-mata untuk Qatar, Hizbullah serta Hamas. Dia juga dituduh terlibat terorisme. Banyak pihak meyakini semua dakwaan itu bermotivasi politik. 

Mursi adalah presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis pada 2012. Dia memimpin Mesir setelah presiden sebelumnya, Husni Mubarak, mengundurkan diri menyusul demonstrasi massal. 

Pada Juli 2013, Mursi digulingkan oleh militer Mesir. Aksi tersebut dipimpin mantan menteri pertahanan Abdel Fatah al-Sisi. Saat ini Sisi menjabat sebagai presiden Mesir. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement